Presiden Biden Sebut Presiden Putin Tukang Jagal, Kremlin: Seorang Pemimpin Negara Harus Mengendalikan Emosinya
Pertemuan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir putin di Jenewa, Swiss. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Penghinaan pribadi Presiden AS Joe Biden terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin mempersempit peluang untuk meningkatkan hubungan antara Moskow dan Washington, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan.

"Namun, seorang pemimpin negara harus mengendalikan emosinya," kata Peskov mengomentari pernyataan terbaru dari Presiden AS, dikutip dari TASS 27 Maret.

"Dan, tentu saja, setiap kali penghinaan pribadi seperti itu (diucapkan mereka) mempersempit jendela peluang bagi hubungan bilateral kita di bawah pemerintahan (AS) saat ini. Hal ini perlu diwaspadai," tegas Peskov.

Juru bicara Kremlin terkejut bahwa Biden, yang merupakan pendukung antusias pemboman Yugoslavia pada tahun 1999, menyuarakan pernyataan seperti itu terhadap Putin.

"Bagaimanapun, dia adalah orang yang pernah menuntut, ketika berbicara di TV negara bahwa Yugoslavia dibom. Itu benar, Yugoslavia dibom. Dia menuntut untuk membunuh orang," ujar Peskov kepada TASS.

"Oleh karena itu, tentu aneh mendengar hal seperti itu darinya," tandasnya

Ungkapan Peskov datang setelah Presiden Biden menyebut Presiden Putin tukang jagal, saat ditanya wartawan di sela-sela kunjungannya ke pusat pengungsi dan relawan di Warsawa, Polandia kemarin.

Di sela-sela kunjungan itu, Presiden Biden ditanya oleh wartawan penilainnya tentang yang terjadi di Ukraina dan Presiden Putin, melihat para pengungsi di Stadion Narodowy.

Biden menjawab: "Dia seorang tukang jagal," seperti melansir CNN.

Selama sesi tanya jawab singkat, Presiden Biden menceritakan bagaimana dia pernah ke tempat-tempat seperti ini dalam hidupnya tetapi mengatakan dia selalu terkejut dengan "kedalaman dan kekuatan jiwa manusia."

"Luar biasa, luar biasa. Lihat semua anak-anak kecil itu. Ingin memeluk, hanya ingin mengucapkan terima kasih. Maksudku, itu, membuatmu sangat bangga," katanya. Polandia sendiri diketahui menerima sekitar 2 juta dari sekitar 3,5 juta warga yang mengungsi dari Ukraina.

Ini kali kedua Presiden Biden memberikan penilaian keras terhadap Presiden Putin, selama invasi Rusia ke Ukraina. Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan telah memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk Rusia John Sullivan pada Hari Senin lalu, untuk memberitahu bahwa penilaian Presiden Joe Biden yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang, telah mendorong hubungan bilateral ke jurang kehancuran.

Presiden Joe Biden beberapa waktu lalu , Presiden Putin adalah 'penjahat perang' karena mengirim puluhan ribu tentara untuk menyerang Ukraina dan menargetkan warga sipil.

"Pernyataan seperti itu dari Presiden Amerika, tidak layak untuk seorang negarawan berpangkat tinggi, menempatkan hubungan Rusia-Amerika di ambang kehancuran," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.

Adapun Kremlin melalui juru bicaranya Dmitry Peskov menggambarkan komenter tersebut sebagai 'penghinaan pribadi' terhadap Presiden Putin.