Bagikan:

JAKARTA - Seorang pemimpin Hamas di Tepi Barat meninggal dalam tahanan Israel setelah kondisi kesehatannya memburuk, kata badan pemerintah Palestina pada Jumat pagi.

Mustafa Muhammad Abu Ara (63), meninggal setelah dipindahkan ke rumah sakit dari penjara Ramon di Israel selatan, kata Komisi Urusan Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.

"Sebelum penangkapannya, ia menderita masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan tindak lanjut medis yang intensif. Namun, sejak penangkapannya, Sheikh Abu Ara, seperti semua tahanan, telah menghadapi kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya perang pemusnahan," kata badan tersebut, melansir Reuters 26 Juli.

Abu Ara, yang ditangkap pada Oktober tahun lalu, menjadi sasaran penyiksaan dan tidak diberi perawatan medis, kata badan Palestina tersebut. Tidak ada komentar langsung dari Israel.

Sementara mengutip WAFA, mendiang Abu Ara telah ditangkap beberapa kali sejak 1990, telah menikah dan memiliki tujuh orang anak, salah satunya juga dipenjara. Ia ditangkap kembali pada 30 Oktober 2023, meskipun menderita masalah kesehatan serius dan kronis yang memerlukan pengawasan medis yang ketat.

Otoritas Palestina menilai kematian Abu Arrah sebagai eksekusi yang lambat, yang dilakukan melalui penolakan perawatan medis yang diperlukan. Mereka mengecam tindakan ini sebagai bagian dari pola kekerasan sistematis dan genosida yang lebih luas yang diatur oleh otoritas Israel.

Mereka menganggap Dinas Penjara Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian Abu Arrah dan kesejahteraan semua tahanan, yang jumlahnya lebih dari 9.700 orang, tidak termasuk mereka yang berasal dari Gaza.

Setidaknya 18 warga Palestina telah tewas dalam tahanan Israel sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober, kata Asosiasi Tahanan Palestina.