JAKARTA - Kelompok bersenjata Palestina terlibat bentrok dengan pasukan keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat pada Hari Selasa, menyebabkan satu orang tewas, menyusul penangkapan terhadap dua gerilyawan kata saksi dan petugas medis.
Kelompok bersenjata Hamas, saingan dari Otoritas Palestina (PA) yang didukung Barat, mengatakan PA telah menangkap salah satu anggota seniornya yang dicari oleh Israel dan seorang pria bersenjata lainnya, di Kota Nablus.
Konfrontasi pecah di kedua kota semalam. Tembakan dilepaskan ke markas PA di Jenin, kata saksi. Toko-toko tutup dan Universitas Nasional An-Najah menginstruksikan siswa untuk tinggal di rumah, melansir Reuters 20 September.
Saksi mata mengatakan, polisi PA menembakkan gas air mata ke arah pemuda yang melemparkan batu. Tidak segera jelas apakah pria berusia 53 tahun yang tewas dalam bentrokan itu terkena tembakan PA atau militan.
Tidak ada komentar langsung dari PA, yang mendapat kecaman dari Israel dan Amerika Serikat karena tidak berbuat cukup untuk mengendalikan orang-orang bersenjata di benteng-benteng militan seperti Nablus dan kota terdekat Jenin.
Kekerasan di Tepi Barat telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir, setelah Israel meningkatkan serangan ke wilayah itu, menyusul serentetan serangan jalanan Palestina yang mematikan di Israel.
Para pemimpin PA mengatakan, serangan Israel melemahkan kekuasaannya. Sementara, Israel mengatakan harus beroperasi di sana untuk mencegah lebih banyak serangan, menuntut PA menindak militan.
Diketahui, pembicaraan kenegaraan Palestina yang disponsori AS dengan Israel runtuh pada tahun 2014.
Sejak itu, kredibilitas domestik PA telah berkurang, sementara para pemimpin Hamas secara teratur menyerukan militan di Tepi Barat untuk meningkatkan serangan terhadap Israel.
BACA JUGA:
Adapun Otoritas Palestina telah membatasi pemerintahan sendiri di Tepi Barat yang diduduki Israel. Sementara Hamas menguasai Gaza, yang direbutnya dari Kelompok Fatah di tahun 2007.
"Otoritas Palestina telah memposisikan dirinya sebagai agen eksklusif pendudukan (Israel) terhadap rakyat Palestina kami," kritik juru bicara Hamas Fawzi Barhoum.
PA belum mengomentari kekerasan terbaru. Mereka sebelumnya telah menolak tuduhan semacam itu, menuduh Hamas mencoba menghasut publik agar menentangnya untuk melemahkannya.