Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat menyebut perusahaan militer swasta Rusia Grup Wagner, coba merekrut lebih dari 1.500 penjahat yang tengah menjalani hukuman, untuk bergabung lantaran mereka disebut kehilangan banyak personil dalam perang di Ukraina.

"Informasi kami menunjukkan, Wagner telah menderita kerugian besar di Ukraina, terutama di kalangan tentara muda dan tidak berpengalaman," jelas seorang pejabat Amerika Serikat dengan syarat anonim, melansir Reuters 20 September.

Pejabat AS tersebut menunjuk ke video media sosial baru-baru ini, menunjukkan Yevgeny Prigozhin, yang menurut Departemen Keuangan AS dan Uni Eropa terkait dengan Grup Wagner, mencoba merekrut tahanan.

Video itu menunjukkan Prigozhin berusaha merekrut tahanan Rusia serta orang Tajik, Belarusia dan Armenia.

Sebelumnya, Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi pada Grup Wagner, menuduhnya melakukan operasi klandestin atas nama Kremlin.

Sementara itu, Presiden Vladimir Putin mengatakan kelompok itu tidak mewakili negara Rusia, tetapi kontraktor militer swasta memiliki hak untuk bekerja di mana saja di dunia, selama mereka tidak melanggar hukum Rusia.

Grup Wagner juga dituduh oleh kelompok hak asasi dan Pemerintah Ukraina, melakukan kejahatan perang di Suriah dan Ukraina timur mulai tahun 2014 dan seterusnya.

Pada Bulan Juli, intelijen militer Inggris mengatakan Rusia telah menggunakan Wagner untuk memperkuat pasukan garis depan dalam konflik Ukraina.

Terpisah, Pentagon bulan lalu menyebut Rusia menderita antara 70.000 dan 80.000 korban, baik terbunuh atau terluka, sejak invasinya ke Ukraina dimulai.

Diberitakan sebelumnya, pasukan Ukraina terus bergerak maju di front timur, membuka jalan bagi kemungkinan serangan terhadap pasukan pendudukan di Donbas.