Bagikan:

JAKARTA - Panglima militer Amerika Serikat pada Hari Kamis mengatakan, Israel masih belum banyak berbagi tentang "hari setelahnya" di Jalur Gaza, Palestina setelah perang dengan Hamas berakhir.

Itu disampaikan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Angkatan Udara C.Q. Brown, menyusul pidato PM Israel Benjamin Netanyhu di Kongres pada Hari Rabu yang hanya menguraikan garis besar yang samar-samar untuk Gaza pascaperang yang "dideradikalisasi".

"Tidak banyak detail yang dapat saya lihat dari rencana mereka," kata Jenderal Brown dalam konferensi pers Pentagon, melansir Reuters 26 Juli.

"Ini adalah sesuatu yang akan terus kami kerjakan dengan mereka," sambungnya.

Washington diketahui selama berbulan-bulan telah berulang kali mendesak Israel untuk menyusun rencana pascaperang yang realistis untuk Gaza, memperingatkan ketiadaan rencana tersebut dapat memicu pelanggaran hukum dan kekacauan serta kembalinya Hamas ke wilayah Palestina.

"Sejauh hari setelahnya, kami telah berbicara dengan Israel tentang hal ini, bagaimana melakukan transisi. Kami telah berbicara dengan mereka beberapa kali," jelas Jenderal Brown.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan pada Hari Kamis, Israel belum mengajukan banyak perincian tentang rencana untuk hari berikutnya, tetapi pembicaraan terus berlanjut.

"Kami telah berdiskusi dengan mereka tentang hal ini dan mereka berada di tempat yang berbeda dari beberapa bulan lalu ketika mereka sama sekali tidak memikirkan hari berikutnya," jelas Miller.

"Kami berada pada titik di mana kami berbicara dengan mereka dan mereka mengajukan beberapa ide," tambahnya.

Diketahui, Palestina sebelumnya mengatakan hanya diakhirinya pendudukan Israel dan pembentukan negara Palestina yang akan membawa perdamaian.

Namun dalam pidatonya di Kongres, PM Netanyahu tidak menyebutkan tentang penciptaan jalur menuju Negara Palestina setelah perang di Gaza. Itu adalah sesuatu yang ia dan mitra koalisi sayap kanannya telah dengan tegas menentangnya bahkan ketika pemerintahan Biden telah mendorong Israel untuk mengalah dalam masalah tersebut.

PM Netanyahu tidak mengesampingkan peran Otoritas Palestina yang dipimpin Tepi Barat, yang posisinya dalam solusi dua negara di masa depan didukung oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden tetapi ditentang oleh mitra koalisi PM Netanyahu.

Konflik terbaru di Gaza dimulai pada tanggal 7 Oktober ketika militan Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan 1.200 orang. Israel melancarkan serangan balasan.

Menurut penghitungan Israel, militan yang dipimpin Hamas telah menangkap 250 tawanan pada tanggal 7 Oktober. Sekitar 120 sandera masih ditahan meskipun Israel yakin satu dari tiga orang tewas.

Terpisah, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Kamis mengonfirmasi, jumlah korban warga Palestina akibat agresi mematikan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 kini telah mencapai 39.175 orang, sementara. 90.403 orang luka-luka.