Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 10.000 dokter magang yang mogok kemungkinan akan meninggalkan rumah sakit karena mereka telah memutuskan untuk tidak menarik kembali pengunduran diri mereka, meskipun komunitas medis dan pemerintah telah berupaya selama berbulan-bulan untuk mencapai terobosan, kata Kementerian Kesehatan pada Hari Kamis.

Lebih dari 90 persen dari sekitar 13.000 dokter muda mogok kerja pada Bulan Februari dalam bentuk pengunduran diri, sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan tajam penerimaan mahasiswa kedokteran.

Pemerintah telah mengajukan serangkaian langkah untuk meyakinkan mereka agar kembali bekerja tetapi mayoritas dari mereka tetap tidak bekerja.

"Pemerintah sedang meninjau daftar dokter magang yang diserahkan oleh rumah sakit yang akhirnya akan mengundurkan diri. Sangat disayangkan sebagian besar dari mereka kemungkinan tidak akan kembali," kata Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong, melansir The Korea Times 18 Juli.

Kementerian telah menuntut agar rumah sakit menerima pengunduran diri mereka paling lambat Hari Senin, seraya berjanji tidak akan menangguhkan lisensi medis para pemogok, terlepas dari apakah mereka kembali ke rumah sakit atau tidak, menawarkan tindakan khusus bagi mereka yang kembali setelah menjalani pelatihan dan memperoleh lisensi spesialis.

"Setelah mengonfirmasi lowongan tersebut, pemerintah akan memulai proses perekrutan dokter magang untuk semester kedua," kata Cho, menekankan dokter muda bisa mendapatkan kesempatan untuk memperoleh lisensi spesialis jika mereka mendaftar untuk sesi mendatang.

"Pemerintah akan meningkatkan pemantauan situasi medis dan lebih memperkuat sistem darurat dalam upaya meminimalkan kekosongan layanan medis," jelas Menteri Cho.

Pemogokan tersebut telah mengganggu sistem perawatan kesehatan, karena sebagian besar rumah sakit besar telah secara signifikan mengurangi perawatan, operasi, dan layanan lain untuk pasien.

Menteri Cho juga berjanji untuk melakukan "reformasi mendasar" pada sistem medis guna mengurangi ketergantungan rumah sakit besar yang berlebihan pada dokter magang.

Meskipun ada tentangan keras dari para dokter, pemerintah telah merampungkan kenaikan kuota penerimaan sekitar 1.500 mahasiswa kedokteran tahun depan untuk mengatasi masalah kekurangan dokter.

Para dokter telah mendesak pemerintah untuk meninjau kembali keputusan tersebut, dengan menyatakan sekolah kedokteran tidak akan mampu menangani peningkatan pendaftaran, yang akan membahayakan kualitas pendidikan kedokteran dan pada akhirnya layanan medis negara.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengatakan mereka telah merujuk 18 dokter, mahasiswa kedokteran, dan lainnya ke kejaksaan untuk penyelidikan atas dugaan keterlibatan mereka dalam menyusun atau merilis daftar dokter junior yang kembali ke rumah sakit setelah aksi mogok mereka.

Minggu lalu, daftar dokter junior yang memutuskan untuk mengakhiri aksi mogok selama berbulan-bulan dan kembali bekerja diedarkan secara daring, dengan polisi melakukan penyelidikan atas permintaan kementerian.

"Polisi menemukan 18 dokter, mahasiswa kedokteran dan pihak lain yang diduga terlibat dalam insiden tersebut dan menyerahkan mereka ke kejaksaan untuk diselidiki," kata kementerian.

"Pemerintah telah berjanji untuk memberikan tanggapan tegas terhadap kasus-kasus yang menstigmatisasi dokter magang yang kembali," tambahnya.