Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson memerintahkan warga Inggris untuk tetap berada di dalam rumah untuk menghentikan penyebaran COVID-19. Semua toko, kecuali toko yang menjual kebutuhan pokok harus segera ditutup. Pertemuan keluarga dan teman juga dilarang. Johnson menambahkan, ada denda dari ketidakpatuhan.

Dikutip dari Reuters, Selasa 24 Maret, PM Johnson menolak tekanan untuk memberlakukan lockdown, bahkan ketika negara-negara Eropa lain melakukannya. Pemerintah Inggris terpaksa mengubah taktik, karena proyeksi menunjukkan sistem kesehatan akan kewalahan jika lockdown dipaksakan.

Konferensi pers Johnson terjadi setelah beberapa dewan dan organisasi bergerak secara independen untuk menutup ruang publik dalam menanggapi kekhawatiran yang meluas tentang jumlah orang yang berada di tempat umum selama akhir pekan.  Selain itu, tersebar foto-foto sekerumunan orag menghabiskan waktu di taman, pantai, dan pasar.

Pemerintah Inggris mendapatkan kritik yang meningkat dengan sebuah peringatan yang paling eksplisit bahwa Inggris bisa saja menghadapi suasana seperti Italia yang harus melakukan lockdown nasional. 

“Kami memikirkan hal ini dengan sangat aktif dalam 24 jam ke depan. Jika orang tidak dapat menggunakan taman dengan cara mematuhi aturan dua meter, maka tentu saja kita harus melihat langkah-langkah selanjutnya," tegas Johnson.

“Kita harus memikirkan jenis tindakan yang dilakukan di tempat lain, negara lain yang dipaksa untuk melakukan pembatasan gerakan," tambahnya.

Saat ini, masyarakat Inggris hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk berbelanja kebutuhan pokok, olahraga, kebutuhan medis, memberikan perawatan atau bepergian ke dan dari tempat kerja jika benar-benar diperlukan.

"Mulai malam ini saya harus memberikan instruksi sederhana kepada rakyat Inggris, Anda harus tinggal di rumah," kata PM Johnson dalam pidato yang disiarkan televisi, menggantikan konferensi pers hariannya.

"Itu saja. Ini adalah satu-satunya alasan Anda harus meninggalkan rumah," tambahnya, seraya menambahkan bahwa tidak boleh ada pertemuan kolega atau anggota keluarga yang tidak tinggal satu rumah.

Langkah-langkah baru ini akan ditinjau dalam tiga minggu. Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan, dia mendukung langkah-langkah itu. Sementara, kepala polisi mengatakan, langkah itu masuk akal. Karenanya, masyarakat diharapkan mengikuti anjuran tersebut agar lockdown tidak perlu dilakukan.

Di bawah langkah-langkah baru, pemerintah akan menghentikan semua pertemuan lebih dari dua orang di depan umum yang tidak tinggal bersama dan menghentikan semua acara sosial, termasuk pernikahan dan pembaptisan. Meski begitu, acara pemakaman tetap diperbolehkan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris Matt Hancock mengakui ada masalah dalam penyediaan APD. Terdapat sebuah surat yang memintanya untuk menambah persediaan APD. Lebih dari enam ribu dokter protes. Para dokter merasa seperti "umpan" yang diminta mempertaruhkan nyawa mereka dengan masker yang ketinggalan zaman dan persediaan peralatan yang sedikit.

Menkes Hancock berjanji akan mengambil tindakan karena hal tersebut. Dia mengatakan, tentara akan mengendarai truk sepanjang hari dan malam untuk memberikan pasokan ke staf medis. "Ini seperti upaya perang," kata Hancock.

"Ini adalah perang melawan virus sehingga tentara sangat membantu dalam upaya pemenuhan logistik sehingga kami bisa mendapatkan pasokan untuk melindungi orang-orang yang berada di garis depan," tambahnya, seraya mengatakan layanan kesehatan sekarang memiliki 12 ribu ventilator, tujuh ribu lebih banyak daripad kondisi ketika awal wabah.