Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Israel Defense Forces Letjen Herzi Halevi mengatakan pada Hari Minggu, kesepakatan dengan Hamas yang akan membebaskan sandera sebagai ganti gencatan senjata, kemungkinan penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan pembebasan tahanan keamanan Palestina merupakan keharusan moral, dengan militer akan mampu menangani implikasinya.

"Kesepakatan untuk mengembalikan para sandera merupakan keharusan moral yang mendesak untuk menyelamatkan nyawa," katanya pada konferensi pers di Pangkalan Udara Palmachim di Israel tengah, melansir The Times of Israel 15 Juli.

"IDF menciptakan semua tekanan yang diperlukan untuk menciptakan kondisi terbaik bagi kesepakatan semacam itu, dan inilah yang telah kami lakukan sejak berakhirnya kesepakatan sebelumnya," jelasnya, terkait dengan pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sebelumnya, PM Netanyahu pada Sabtu malam menuduh, "selama berbulan-bulan tidak ada kemajuan (menuju kesepakatan penyanderaan) karena tekanan militer tidak cukup kuat," dan itu hanya berubah ketika dia bersikeras agar IDF masuk ke Rafah.

PM Netanyahu sendiri dituduh oleh para kritikus karena berulang kali merusak upaya negosiasi.

"IDF akan tahu bagaimana mematuhi perjanjian apa pun yang disetujui oleh eselon politik, dan bahkan setelah gencatan senjata, untuk kembali dan bertempur dengan intensitas tinggi," ujar Letjen Halevi.

"IDF tidak akan berhenti bekerja untuk membebaskan para sandera, mereka yang waktu berlalu dengan sangat sulit, dan kami tidak akan menyerah untuk terus menyerang Hamas sampai tujuan ini tercapai, dan tentu saja, kami tidak akan menyerah untuk mencapai keamanan bagi warga Negara Israel," tegasnya.