JAKARTA - Delta Airlines menyatakan permintaan maafnya setelah akun media sosial (medos) X milik maskapai berbasis di Atlanta, Amerika Serikat (AS) itu menyebarluaskan pesan kebencian anti-Palestina.
Mengutip NBC News, Jumat 12 Juli, Delta mengaku salah dengan adanya cuitan bernada rasisme itu. Menurut maskapai, cuitan itu tidak sejalan dengan nilai-nilai maskapai dalam menghubungkan dunia.
Sementara staf pengelola akun X Delta Airlines sekaligus yang bertanggung jawab terhadap cuitan itu sudah diberi teguran. Staf itu juga tidak lagi dilibatkan mengelola akun medsos Delta.
Kejadian ini berawal dari unggahan akun X @iliketeslas yang memperlihatkan foto dua pramugari Delta Airlines sedang bertugas mengenakan pin bendera Palestina.
Pin tersebut dikenakan di bagian dada seragam pramugari. Di atas pin mungil itu, ada pin logo maskapai Delta Airlines yang bentuknya lebih besar.
Dalam unggahan itu, akun tersebut memberikan penilaian serampangan menyudutkan mereka yang pro kemanusiaan terhadap rakyat Palestina berarti mendukung kegiatan terorisme.
Prasangka kebencian itu juga diikuti anggapan ngawur akun tersebut bahwa pin bendera Palestina sama saja dengan lencana Hamas.
"Sejak tahun 2001 kami melepas sepatu kami di setiap bandara karena serangan teroris di wilayah AS. Sekarang bayangkan Anda menaiki penerbangan @Delta dan melihat para pekerja dengan lencana Hamas di udara. Apa pekerjaanmu?" tulis akun @iliketeslas.
Whether this racist post on Delta’s X account was approved or unauthorized, Delta must apologize and take steps to educate its employees about this type of dangerous anti-Palestinian racism. Bigotry against Palestinian-Americans is absolutely out of control in workplaces and at… pic.twitter.com/3wezN6W8iN
— CAIR National (@CAIRNational) July 10, 2024
Cuitan akun tersebut kemudian disambar akun resmi X Delta Airlines yang membenarkan pernyataan rasisme anti-Palestina dan phobia tidak berdasar akun @iliketeslas.
"Saya mendengar Anda, karena saya pribadi juga merasa takut. Karyawan kami mencerminkan budaya kami dan kami tidak menganggap enteng jika kebijakan itu tidak dipatuhi,” cuit akun X Delta Airlines.
Menanggapi percakapan dalam X tersebut, organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, Dewan Hubungan Amerika-Islam atau CAIR mengecam cuitan akun Delta Airlines yang kini telah dihapus itu. CAIR mendesak ditanamkannya pemahaman pluralisme terhadap para staf maskapai Delta Airlines.
"Entah postingan rasis di akun Delta X ini disetujui atau tidak, Delta harus meminta maaf dan mengambil langkah untuk mendidik karyawannya tentang jenis rasisme anti-Palestina yang berbahaya ini. Kefanatikan terhadap warga Palestina-Amerika benar-benar di luar kendali di tempat kerja dan di sekolah – dan hal ini harus dihentikan,” kata Wakil Direktur Nasional CAIR, Edward Ahmed Mitchell dalam pernyataannya.