Bagikan:

JAKARTA - Sebagai persiapan pelaksanaan Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF), BKSAP DPR RI bekerja sama dengan KBRI Addis Ababa, Ethiopia, mengadakan seminar internasional bertajuk "Africa in Today’s World: Where is Indonesia?".

Ketua BKSAP DPR RI, Fadli Zon, menyampaikan pandangan mengenai potensi strategis Benua Afrika dan peran Indonesia dalam memperkuat hubungan tersebut. Indonesia dan Afrika memiliki kedekatan historis yang signifikan, terutama melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 dan Gerakan Non-Blok (GNB).

Saat ini, ekonomi negara-negara Afrika berkembang pesat, menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan dengan sumber daya mineral yang melimpah dan populasi pemuda yang besar. Selama ini, Indonesia hanya menjadi penonton terkait isu Afrika. Sudah saatnya Indonesia mengambil peran strategis untuk mempererat kerja sama dengan Afrika, menguatkan posisi geostrategis Indonesia di kawasan ini dan secara global.

Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra, menekankan pentingnya diplomasi parlemen dalam memperkuat hubungan Indonesia baik secara bilateral maupun regional dengan negara-negara Afrika. BKSAP telah membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) dengan 16 negara Afrika, serta melakukan kunjungan diplomasi ke sejumlah negara seperti Tanzania, Namibia, dan Zimbabwe.

Seminar ini dihadiri oleh berbagai pembicara, termasuk Duta Besar Al Busyra Basnur (Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika), Bernardino Vega (wakil hubungan luar negeri KADIN), serta panelis dari kalangan pemerintah, kamar dagang, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil dari Indonesia dan Ethiopia.

Panelis lainnya termasuk Dr. Lawalley Cole dari Uni Afrika, Dewi Justicia Meidiwaty dari Kementerian Luar Negeri RI, Mintardjo Halim dari KADIN, Taufan Teguh Akbari, Ph.D dari LSPR Institute Communication & Business, Dr. Bekele Shibru dari Harambee University, Irfan Wahyudi, Ph.D dari Universitas Airlangga, dan Kemal Abdella dari O-Yes Global Foundation. Wakil Ketua BKSAP, Putu Supadma Rudana (F-PDemokrat), Anggota BKSAP Adde Rosi Khoerunnisa (F-PGolkar), dan Ravindra Airlangga (F-PGolkar) juga hadir bersama mahasiswa dari ISAFIS (Indonesian Student Association for International Studies).

Diskusi mengidentifikasi beberapa kendala, seperti tarif dan infrastruktur yang mempengaruhi minat pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Afrika dan kurangnya interaksi antar masyarakat. Namun, peluang kerja sama di bidang diplomatik tetap terbuka dengan adanya perwakilan bilateral, kerja sama energi terbarukan, penguatan perdagangan komoditas unggulan, pertukaran pengetahuan dan pendidikan, pemberdayaan pemuda, serta pertukaran budaya.

Indonesia menurut Fadli Zon perlu lebih aktif melakukan engagement dengan Afrika di berbagai bidang. Oleh karena itu, dukungan terhadap Indonesia-Africa Forum dan Indonesia-Africa Parliamentary Forum pada awal September mendatang sangat penting.