JAKARTA - Kebakaran besar terjadi di Israel utara pada Senin, 3 Juni malam. Polisi mengaitkan kebakaran tersebut dengan tembakan roket dari Lebanon selatan.
Api menghanguskan lahan sekitar 400 hektare di wilayah utara, kata kepala pemadam kebakaran setempat Boris Eisenberg. Ada 18 tim pemadam kebakaran, termasuk satu skuadron pemadam kebakaran udara, dikerahkan.
Tim bekerja sepanjang malam dan “mendapatkan kendali di semua sektor,” kata Eisenberg dikutip CNN, Selasa, 4 Juni.
Dua kebakaran lainnya menyebar di utara karena kondisi cuaca dan satu pencegat rudal jatuh di hutan Biriya di Galilea, kata Uri Cohen, juru bicara layanan pemadam kebakaran dan penyelamatan di utara.
“Kami melihat intersepsi tersebut dan merespons dengan peningkatan kekuatan dan intensitas tinggi,” kata Cohen.
BACA JUGA:
Pihak berwenang mulai mengevakuasi warga ketika kebakaran terjadi pada siang hari waktu setempat di wilayah pegunungan Galilea, kata polisi Israel. Pihak berwenang mengatakan mereka membantu mengevakuasi warga dari rumah-rumah di Kiryat Shmona, kota di utara dekat perbatasan Lebanon.
Kebakaran terjadi setelah Israel memperingatkan gelombang panas diperkirakan akan terjadi dan memperingatkan agar tidak menyalakan api di hutan.
Sementara kelompok Islam Hizbullah di Lebanon mengatakan pada Senin, 3 Juni, mereka meluncurkan drone” ke komando militer Israel di Galilea, menyebabkan kebakaran di gedung tersebut.
Kelompok tersebut mengatakan serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan Israel terhadap rumah-rumah dan pasukan Hizbullah di Lebanon selatan, dan menambahkan bahwa tiga pejuang Hizbullah tewas pada Senin, 3 Juni.