Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah merespons pernyataan Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat yang menyinggung 'faktor Mertua' dalam pencalonan Bobby Nasution di Pilgub Sumatera Utara 2024.

Luluk mengatakan, hal yang lumrah jika salah satu faktor dukungan kepada Bobby sebagai calon gubernur karena merupakan menantu Presiden Joko Widodo. Namun menurutnya, tak bisa dipungkiri jika Bobby memenuhi syarat sebagai calon kepala daerah.

"Kita anggap sama-sama tahu lah kita. Tahu sama tahu, tetapi ya saya kira gini mas Bobby kan jadi wali kota juga. Di politik itu pasti ada prasyarat-prasyarat yang memang saling memberikan pengaruh. Tentu, tidak bisa dinafikan juga yang terkait dengan popularitas ya, kemudian konektifitas, termasuk juga jejaring politik sosial ekonomi yang dimiliki," ujar Luluk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Juli.

Luluk menilai, Bobby punya kapasitas sebagai figur populer yang punya jejaring sosial ekonomi. Ditambah lagi faktor lingkungan Bobby yang mendukung.

Diketahui, Bobby merupakan suami dari dari putri Presiden Jokowi, Kahiyang Ayu. Sekaligus adik ipar dari Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.

"Nah Bobby memiliki kekuatan di situ, dia wali kota, dia mantu presiden, presidennya juga masih berkuasa sekarang, kemudian adik (kakak, red) iparnya terpilih sebagai wapres. Nah dari sisi kelaziman dia memiliki itu ya, nggak bisa dielakkan ada faktor itu," jelas Luluk.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan kapasitas Bobby yang mendapat dukungan 7 parpol untuk maju Pilgub Sumut. Djarot lantas menyinggung ada faktor pengaruh dari mertuanya yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pilkada Sumut ya? Untuk mas Bobby sudah dapat (dukungan 7 parpol, red), itu karena mas Bobby nya atau karena mertuanya? Itu pertanyaannya," ujar Djarot di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 9 Juli.

Menurut Djarot, PDIP hingga kini belum menentukan cagub yang akan diusung lantaran masih terus mendengarkan suara rakyat terkait siapa figur yang dikehendaki. Meskipun, Edy Rahmayadi sudah mengambil formulir untuk maju dari partai banteng ini.

"Jadi belum tentu juga, pendukung partai yang banyak gitu, raksasa, gemuk gitu ya, superkoalisi kek atau super apa ya, gemuk banget gitu, ya itu belum tentu juga (menang, red). Karena yang menentukan kan rakyat juga," kata mantan gubernur DKI Jakarta ini.

"Ya, jadi itu aja pertanyaan saya. Itu betul-betul karena faktor kapasitas dari mas Bobby, atau karena faktor pengaruh dari mertuanya?," sambung Djarot