JAKARTA – Bobby Nasution akhirnya memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra. Tak hanya itu, ia juga dipastikan mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Sumatra Utara. Apakah langkah Bobby akan diikuti Presiden Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka?
Wali Kota Medan ini akhirnya memutuskan pindah haluan dari kader PDIP menjadi kader Gerindra, sebagaimana ia umumkan pada Senin (20/5/2024). Tidak hanya bergabung dengan partai yang dinakhodai presiden terpilih Prabowo Subianto, Bobby juga berniat maju sebagai Bacagub Sumut pada Pemilihan Kepala Daerah 2024.
“Bismillahirrahmanirrahim, saya telah resmi menjadi kader Gerindra dan juga turut mendaftar sebagai bacalon Gubernur Sumatra Utara dari Partai Gerindra,” tulis Bobby di akun X miliknya.
Bismillahirrahmanirrahim, saya telah resmi menjadi kader Gerindra dan juga turut mendaftar sebagai bacalon Gubernur Sumatera Utara dari Partai Gerindra.
Alhamdulillah langsung diterima oleh Ketua DPD (Gerindra) Sumatera Utara, Bapak Gus Irawan Pasaribu. Terima kasih sambutan… pic.twitter.com/AhfI900FaM
— Bobby Nasution (@bobbynasution_) May 21, 2024
“Alhamdulillah langsung diterima oleh Ketua DPD (Gerindra) Sumatra Utara, Bapak Gus Irawan Pasaribu. Terima kasih sambutan hangatnya DPD Gerindra Sumatra Utara karena sudah menerima saya untuk bersama-sama berjuang dalam memajukan Sumatra Utara.”
Langkah menantu Presiden Jokowi ini menimbulkan pro dan kontra. Di satu sisi, Bobby makin resmi dicap sebagai pengkhianat, namun di sisi lain ini adalah langkah realistis bagi pria 32 tahun tersebut, yang bersikeras maju di Pilgub Sumut akhir tahun ini.
Posisi Dilematis
Bobby mulai dikenal publik ketika ia menikahi putri Jokowi, Kahiyang Ayu, pada 8 November 2017 di Solo, Jawa Tengah. Namun ia bukan politikus ketika itu. Pria kelahiran 5 Juli 1991 tersebut lebih dikenal sebagai pebisnis kafe dan pengusaha properti.
Ia memulai perjalanan di dunia politik ketika mendaftar ke PDIP sebagai calon Wali Kota Medan pada Pilkada 2020. Empat tahun berselang, Bobby dicap seperti kacang lupa kulitnya. Ia meninggalkan partai banteng yang telah membesarkan namanya.
Keretakan hubungan Bobby dengan PDIP sudah terjadi sejak sebelum Pemilu 2024. Penyebabnya karena Jokowi, mertua Bobby, tidak mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung PDIP. Eks Wali Kota Solo ini dan keluarganya lebih memilih mendukung Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.
Merenggangnya hubungan keluarga Jokowi, termasuk Bobby, berlanjut hingga sekarang. Bahkan ketika suami Kahiyang itu berniat maju di Pilgub Sumut, keinginannya ditolak PDIP.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, posisi Bobby Nasution cukup dilematis pascakeluar dari PDIP. Pasalnya sebagai salah satu calon kuat dalam pilgub Sumut 2024, ia belum memiliki KTA parpol, tentunya parpol sebagai kapal pendukung untuk berlayar dalam pilkada Sumut 2024.
Meski sempat merapat ke Partai Golkar, namun hal ini terhalang keberadaan Musa Rajeksah atau Ijeck yang saat ini sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut dan mantan Wagub Sumut 2018 - 2023 yang sudah mendapatkan tiket dan penugasan partai Golkar untuk bertarung dalam Pilkada Sumut 2024.
“Tentu keberadaan Bobby di partai Golkar ibarat ada dua matahari kembar. Untuk menghindari inilah pada akhirnya pilihan terbaik Bobby Nasution adalah berlabuh di partai Gerinda dan menjadi Cagub Partai Gerinda dalam Pilkada Sumut 2024,” kata Andriadi kepada VOI.
Coattail Effect Jokowi
Pemilik nama lengkap Muhammad Bobby Afif Nasution ini diyakini sebagai penantang kuat di Pilgub Sumut. Andriadi mengatakan, statusnya sebagai menantu Jokowi masih bisa mendongkrak kans Bobby, selain posisinya sebagai Wali Kota Medan.
“Kalau melihat peluang Bobby Nasution cukup kuat, coattail effect sebagai menantu Jokowi masih melekat,” ujar Andriadi lagi.
Namun ia mencatat, Bobby Nasution akan mendapatkan tantangan berat dari Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut periode 2018-2023. Ia kembali maju dengan PDIP sebagai kendaraan politiknya.
“Jika Edy Rahmayadi mantan Gubernur Sumut 2018 - 2023 mendapatkan tiket dalam Pilkada Sumut 2024. Maka Edy Rahmayadi adalah lawan berat Bobby Nasution,” jelasnya.
Mantan Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi telah mengambil formulir pendaftaran bakal calon gubernur di DPD PDIP Sumut untuk bertarung dalam Pilkada 2024. Formulir tersebut telah diambil Edy melalui perwakilan.
“Edy Rahmayadi diwakilkan tim mengambil formulir pendaftaran kemarin (Sabtu 20 April 2024) di Kantor PDIP Sumut,” tutur Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Aswan Jaya, pada 21 April 2024, diberitakan Antara.