Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani mengunjungi pameran, festival, dan pasar seni rupa kontemporer tahunan di Yogyakarta yang dikenal dengan nama ARTJOG. Kunjungannya ke ARTJOG 2024 sebagai bentuk apresiasi serta dukungan terhadap karya seni para seniman, termasuk seniman-seniman cilik.

Kedatangan Puan untuk melihat karya-karya seniman di ARTJOG 2024 yang digelar di Jogja National Museum, Yogyakarta, Minggu 7 Juli dipandu oleh CEO ARTJOG, Heri Pemadi. Puan ditemani Bambang 'Toko' Witjaksono, salah satu seniman grafis kenamaan Indonesia.

ARTJOG 2024 diselenggarakan sejak 28 Juni hingga 1 September mendatang dengan mengusung tema 'Ramalan' oleh tim kuratorial yang artinya sesuatu yang kita bayangkan akan terjadi di masa depan, yang dekat maupun jauh.

Pada ARTJOG tahun ini, ada karya-karya dari 48 seniman dewasa individu maupun kelompok dari dalam dan luar negeri yang ditampilkan. Adapula 70 karya yang dibuat oleh 36 seniman anak dan remaja yang menampilkan karya perspektif segar dan tanpa filter tentang dunia di sekitar masyarakat. Mereka terpilih dari 254 pendaftar.

Saat melihat pameran seni rupa di ARTJOG, Puan tampak terkesima dengan karya seniman asal Jepang, Jun Kitazawa yang menghadirkan kembali pesawat tempur hayabusa menjadi sebuah layang-layang berekor panjang yang dapat diterbangkan. Puan bahkan berfoto di karya depan Kitazawa.

"Wah luar biasa sekali karya-karyanya itu ya, kita dapat melihat makna dari perspektif setiap individu. Namun secara luas imajinasi para seniman yang membuat karya tersirat yaitu tentang apa yang akan terjadi di masa depan," ucap Puan.

Melalui karya tersebut, Kitazawa menghadirkan kembali fragmen sejarah pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945. Pada sisi ekor layangan karya tersebut menampilkan kumpulan ingatan orang-orang tua yang mengalami masa penjajahan kala itu.

"Saya sangat terkesima dengan karya dari Jun Kitazawa ini. Memori masa penjajahan kala itu membuat saya semakin kagum dengan para pahlawan yang mampu membebaskan Indonesia dari penjajah Jepang," jelas Puan.

Puan juga mengunjungi karya komisi dari Agus Suwage dan Titarubi yang menampilkan karya seni instalasi interaktif dengan berbagai dimensi dan media. Agus Suwage menampilkan objek-objek telinga manusia sebagai simbol indera pendengaran yang sangat ‘toleran’ di ruang sosial yang dianggap penuh kebisingan.

Sedangkan Titarubi menumbuhkan berbagai jenis padi yang diiringi rekaman doa, pepatah, dan pujian dari kelompok masyarakat adat yang dapat didengarkan di beberapa ruangan, termasuk yang ada di dalam karya Agus Suwage.

Beberapa karya seniman lain yang dilihat Puan antara lain milik Rangga Purbaya, Agus Suwage, Alm Eko Prawoto, Haris Purnomo, dan seniman muda Ramadhan Ali Fatkhur. Ia juga menyempatkan melihat karya 36 seniman anak dan remaja dari usia 6-15 tahun di area ARTJOG Kids.

Mantan Menko itu mengaku senang dapat melihat karya seninam-seniman cilik yang sangat bagus-bagus. Puan pun menyatakan kebanggaannya dan berharap masyarakat Indonesia dapat terus mendukung kemajuan karya seni nasional.

"Karya seni dari seniman anak-anak atau area ARTJOG KIDS ini juga sangat menarik dan inilah salah satu wajah anak Indonesia yang kreatif dan berbakat. Saya sangat bangga dengan karya anak bangsa Indonesia dan kita harus dukung karyanya," ungkapnya.

Dalam kunjungannya ke DIY, Puan juga mendatangi UMKM batik Animorfosa Shibori Jumputan dan Batik Gee Baciro. Puan memang menyukai wastra-wastra Nusantara, termasuk batik. Kedatangan Puan ke Animorfosa Shibori Jumputan dan Batik Gee Baciro juga sebagai kecintaannya akan batik sekaligus dukungan terhadap UMKM.

Animorfosa Shibori Jumputan merupakan UMKM asli dari Yogyakarta yang dikenal dengan model kesederhanaannya. Batik-batik dari UMKM ini dibuat dari tangan oleh sang pemilik, Anim dan sang suaminya bernama Imam. Mereka memulai dari kota metropolitan ke kota kecil. Dari industri besar ke kerajinan rumahan.

Menariknya, Animorfosa menggandeng ibu-ibu rumah tangga di sekitar galeri mereka untuk memproduksi handmade shibori yang kemudian mereka buat sebagai pakaian jadi. Para perempuan yang tinggal di sekitar workshop membuat shibori di rumah masing-masing hingga dapat menjaga keluarga sembari mendapat pemasukan.

“Saya sangat suka sekali batik dan kita harus dukung setiap bentuk usaha UMKM yang dapat memberdayakan perempuan seperti ibu rumah tangga sehingga membantu pergerakan ekonomi Indonesia,” ucap Puan.

Sementara itu Batik Gee Baciro menampilkan batik dengan motif yang beda karena memadukan unsur klasik dan lukisan abstrak. Teknik tersebut yang membuat Batik Gee memiliki ciri khas dari setiap karyanya.