Bagikan:

JAKARTA - Undang-Undang pertama yang mewajibkan influencer yang menampilkan anak-anak mereka mendapatkan kompensasi alias bayaran kini berlaku di Illinois, Amerika Serikat.

UU yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli, mengubah Undang-Undang Pekerja Anak di negara bagian tersebut dengan memasukkan anak-anak yang ditampilkan di media sosial orang tua atau pengasuh mereka.

Lebih khusus lagi, peraturan ini mewajibkan anak-anak berusia 16 tahun ke bawah untuk mendapatkan kompensasi jika dalam jangka waktu 30 hari, mereka terlibat dalam 30 persen video atau konten online di mana orangtuanya mendapat bayaran.

Dilansir ABC News, Kamis, 4 Juli, orang yang membuat video yang menampilkan anak tersebut bertanggung jawab untuk menyisihkan pendapatan kotor di rekening perwalian untuk diterima oleh anak tersebut pada usia 18 tahun.

Illinois adalah negara bagian pertama di negara tersebut yang memberlakukan undang-undang itu.,

Sedangkan versi berbeda dipertimbangkan oleh negara bagian lain, termasuk Washington, Maryland, dan California sebagai industri yang berpengaruh, khususnya bagi orang tua, yang terus berkembang.

Jenis konten "berbagi" yang muncul sebagai bisnis online yang menguntungkan selama dekade terakhir mencakup segala hal mulai dari "vlog keluarga" yang mendokumentasikan kehidupan sehari-hari keluarga hingga kampanye bermerek yang menampilkan anak-anak mengiklankan merek pakaian tertentu.

Di dunia sekarang ini, seorang influencer dengan lebih dari 1 juta pengikut dapat memperoleh lebih dari 20.000 dollar AS untuk satu postingan bersponsor.

Sementara seseorang dengan kurang dari 100.000 pengikut di platform media sosial masih dapat memperoleh hingga 4.000 dollar AS untuk satu postingan bersponsor, menurut Johanna Grange, ibu dua anak dan salah satu pendiri Oak Street Social, perusahaan pemasaran media sosial yang berbasis di Chicago.

“Media sosial telah menjadi alat utama untuk memperkenalkan merek Anda ke khalayak luas” kata Grange pada acara “Good Morning America.”

Dia menyebut industri perekonomian  membuat orang tua dapat mengubah media sosial, yang sering kali menampilkan anak-anak mereka, sebagai karier.

“Setelah blogging, Instagram, dan YouTube berkembang pesat, dan sekarang kita memiliki TikTok dan masih banyak lagi, orang-orang menganggapnya sebagai cara yang tepat untuk melakukan pekerjaan sampingan atau kompensasi penuh waktu,” katanya