JAKARTA - Yulia Navalnaya, janda mendiang politisi oposisi Rusia Alexei Navalny, mengatakan pada Hari Senin, ia akan menggunakan peran barunya sebagai ketua Human Rights Foundation (HRF) yang berbasis di Amerika Serikat untuk meningkatkan perjuangan suaminya melawan Presiden Vladimir Putin.
HRF yang berbasis di New York mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka telah menunjuk Navalnaya untuk menggantikan mantan juara catur dunia dan kritikus Kremlin Garry Kasparov sebagai ketua kelompok hak asasi nirlaba, yang menyediakan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina dan menjalankan kampanye melawan para pemimpin otoriter di seluruh dunia.
"Sebagai seseorang yang secara pribadi telah menyaksikan ancaman kediktatoran terhadap orang-orang yang kita cintai dan dunia pada umumnya, saya merasa sangat terhormat untuk mengambil peran sebagai Ketua Yayasan Hak Asasi Manusia," kata Navalnaya (47) dalam pernyataan HRF, melansir Reuters 2 Juli.
Menulis di X dalam bahasa Rusia, ia mengatakan pengangkatannya akan memungkinkan Yayasan Anti-Korupsi (ACF) yang didirikan oleh mendiang suaminya untuk berbagi lebih luas pengalamannya, dalam melakukan investigasi tingkat tinggi dan mengorganisasikan pekerjaan para aktivis.
Ada juga banyak ide yang dapat dipinjam ACF dari yayasan yang berbasis di AS yang akan ia pimpin, tambahnya.
"Kami akan menerima semua yang dapat berguna untuk melawan Putin, untuk memperjuangkan Rusia yang indah di masa depan, kata Navalnaya.
"Hal utama bagi saya adalah kelanjutan dari pekerjaan Alexei. Saya yakin bahwa bekerja dengan HRF dapat membantu saya dan seluruh tim untuk melakukan itu," urainya.
Alexei Navalny, yang semasa hidupnya digambarkan Kremlin sebagai ekstremis berbahaya yang didukung AS, meninggal pada usia 47 tahun di penjara Arktik pada Bulan Februari setelah dijatuhi hukuman penjara yang lama atas tuduhan penipuan dan ekstremisme yang menurutnya, Barat, dan para pendukungnya bermotif politik.
Yulia Navalnaya sendiri tinggal di luar Rusia dan memiliki dua anak dari Navalny. Ia menuduh Presiden Putin telah membunuh suaminya. Kremlin membantah tuduhan yang menurutnya tidak berdasar.
BACA JUGA:
Navalnaya mengatakan setelah kematian suaminya, ia ingin melanjutkan pekerjaan suaminya dan sejak itu telah bertemu dengan para pemimpin dunia, mengusulkan sanksi yang ia yakini akan mempercepat berakhirnya sistem politik saat ini di Rusia.
Terpisah, pihak berwenang di Rusia sejauh ini belum menetapkan Navalnaya sebagai "agen asing", sebuah label yang mereka gunakan untuk mencoba menstigmatisasi lawan lainnya.
Kremlin juga jarang mengomentarinya, sambil menyatakan kehadirannya di luar Rusia berarti dia tidak berhubungan dengan orang Rusia dan denyut nadi negaranya sendiri, sebuah gagasan yang ditolak Navalnaya.