Bagikan:

JAKARTA - PKB menyebut langkah PKS mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024 berbahaya bagi partai. Sebab PKS tak punya Golden tiket untuk bisa mengusung pasangan cagub dan cawagub sendiri di Jakarta. 

"Saya tadinya, kami PKB dalam posisi tidak ingin merespons ya, karena ini masih sangat cair sih. Jadi apa yang diskenariokan oleh PKS sebenarnya masih dalam peluang yang sangat cair," ujar Wasekjen PKB Syaiful Huda, Rabu, 26 Juni. 

Secara fatsun politik, Huda menjelaskan, partai yang bisa mengusung dua sosok sekaligus baik sebagai calon gubernur dan wakil gubernur adalah partai yang sudah mempunyai golden ticket, yakni sudah memenuhi syarat pencalonan 20 persen.

"Nah kita tahu temen-temen kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin. Tapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya 22 kursi," jelas Huda. 

Karena itu, menurut Huda, model pencalonan yang memborong figur ala PKS sangat berbahaya bagi partai itu sendiri. Sebab nantinya berpotensi tidak punya teman sebagai mitra koalisi.  

"Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket menurut saya bahaya itu, bahaya. Bisa bahaya deadlock, bisa enggak dapet temen mitra Koalisi," tegas Huda. 

 

Huda juga membantah pernyataan Sekjen PKS Habib Aboe Bakal Alhabsyi yang mengklaim sudah bicara dengan PKB dan NasDem ihwal pengusungan pasangan AMAN. Justru, kata Huda, komunikasi PKS akan menutup pintu parpol lain untuk mengusung calon yang sama. 

"Mungkin itu persepsi habib, persepsi personal saya kira wajar ya sah-sah boleh lah. Tapi ukuran objektifnya nggak ketemu, ukuran objektifnya kira-kira ya berpotensi menutup pintu partai lain malah," kata Huda. 

Apalagi, sambung Huda, DPP PKB belum final memilih Anies sebagai cagub. Terlebih, PKB juga membuka komunikasi dengan PDIP untuk Pilkada Jakarta dan Jatim. 

"Karena PKB belum pasti dukung Anies juga kami sedang menggodok dua nama," pungkasnya.