JAKARTA - Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu, menuduh para pemimpin militer (IDF) berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya.
Curhat Sara disampaikan saat bertemu perwakilan keluarga sandera Gaza pekan lalu. Sara Netanyahu beberapa kali mengulangi dirinya tidak percaya pada perwira senior IDF. Tapi perwakilan keluarga menyela, menegaskan Sara tak bisa beranggapan seperti itu, karena posisi sandera warga Israel berada di tangan militer IDF.
Sara pun mengklarifikasi kata-katanya dan mengatakan kurangnya kepercayaannya bukan pada IDF secara keseluruhan tetapi pada komandan seniornya.
Ketegangan antara PM Israel Netanyahu dengan IDF pernah terjadi pertengahan Juni lalu. Netanyahu mengkritik rencana yang diumumkan oleh militer untuk mengadakan jeda taktis setiap hari dalam pertempuran di sepanjang salah satu jalan utama menuju Gaza untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah kantong Palestina.
Militer mengumumkan jeda harian mulai pukul 05.00 hingga 16.00 waktu setempat di daerah dari penyeberangan Kerem Shalom hingga Jalan Salah al-Din dan kemudian ke utara.
“Ketika perdana menteri mendengar laporan tentang jeda kemanusiaan selama 11 jam di pagi hari, dia menoleh ke sekretaris militernya dan menjelaskan bahwa hal ini tidak dapat diterima olehnya,” kata seorang pejabat Israel dilansir Reuters, Senin, 17 Juni.
BACA JUGA:
Militer Israel pun buru-buru klarifikasi. Juru bicara militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengakui Pasukan Pertahanan Israel (IDF) seharusnya bisa lebih jelas dalam menjelaskan pengumuman mereka tentang “jeda taktis” dalam aktivitas militer di sepanjang rute di Gaza selatan untuk memungkinkan distribusi bantuan.
“Kadang-kadang ketika Anda mengatakan jeda taktis, orang mungkin berpikir bahwa kami menghentikan pertempuran di Gaza,” kata Hagari kepada CNN, Senin, 17 Juni.
“Kami seharusnya mengklarifikasi dengan lebih baik bahwa kami berperang di Gaza, bahwa kami berperang di Rafah dan kami menciptakan jalur aman ini, pada saat-saat itu, untuk memastikan distribusi (bantuan) terus berlanjut.”
Hagari mengatakan militer tidak berhenti berperang melawan Hamas dan keputusan itu dibuat oleh militer, bukan pemerintah Israel.
“Kami adalah negara demokrasi, dan kami diperintahkan oleh kabinet dan eselon politik kami, Kementerian Pertahanan, dan begitulah cara kerja IDF,” jelasnya menanggapi pertanyaan Hancocks. “Perintah kami adalah memastikan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Israel bekerja sesuai dengan hukum internasional. Kami akan terus melakukan hal ini, ini yang diperintahkan kabinet kepada kami.”