JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap hampir 50 entitas dan orang-orang yang diduga mengalirkan uang miliaran dolar untuk militer Iran.
Departemen Keuangan AS dalam pernyataan mengatakan mereka yang menjadi target merupakan “jaringan perbankan bayangan” yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran (MODAFL) dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), keduanya berada di bawah sanksi AS.
Jaringan tersebut membantu MODAFL dan IRGC – yang memperoleh uang terutama dari penjualan minyak dan petrokimia – mendapatkan akses ke sistem keuangan internasional dan memproses miliaran dolar sejak tahun 2020, kata Departemen Keuangan.
Departemen Keuangan mengatakan pendapatan yang dihasilkan oleh MODAFL dan IRGC melalui jaringan lembaga pertukaran Iran dan perusahaan asing mendukung penyediaan senjata dan pendanaan kepada kelompok proksi Iran, termasuk kelompok Houthi Yaman, dan transfer drone ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina.
BACA JUGA:
Washington telah mengeluarkan serangkaian sanksi yang menargetkan drone Iran dan Houthi, yang melancarkan serangan drone dan rudal di jalur pelayaran.
“Kami terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra, serta industri keuangan global, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pergerakan dana yang mendukung terorisme,” kata Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo dalam pernyataannya dilansir Reuters, Selasa, 25 Juni.
Misi Iran untuk PBB di New York belum mengomentari tindakan tersebut.
Tindakan sanksi menargetkan puluhan perusahaan di Hong Kong, Uni Emirat Arab dan Kepulauan Marshall, serta perusahaan-perusahaan yang berbasis di Iran dan Turki.
Departemen Keuangan mengatakan Divisi Pasokan MODAFL menggunakan lembaga pertukaran di Iran yang mengelola banyak perusahaan penyamaran yang terdaftar di yurisdiksi seperti Hong Kong atau UEA untuk mencuci penghasilan, termasuk dari penjualan minyak yang dilakukan oleh Sahara Thunder, yang dikenakan sanksi oleh AS pada bulan April.