Embargo Pembelian Senjata oleh Iran Dicabut, AS Geram
Ilustrasi (Sumber: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah 13 tahun, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya mencabut embargo yang membatasi pembelian senjata oleh Iran. Kini negara tersebut dapat menjual dan membeli senjata konvensional termasuk rudal, helikopter, dan tank. Keputusan ini lantas membuat Amerika Serikat (AS) geram. 

Mengutip The Guardian, embargo dicabut pada Minggu 18 Oktober kemarin. Dicabutnya embargo juga sejalan dengan jadwal lima tahun yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir Iran yang telah ditandatangani pada 2015.

Rusia dan China adalah dua negara yang sekarang paling mungkin menawarkan senjata ke Iran. Hal tersebut membuat Iran kurang bergantung pada industri senjatanya sendiri. Tetapi keadaan keuangan Iran yang buruk dan ancaman sanksi AS yang berkelanjutan terhadap siapa pun yang berdagang dengan negara itu, berarti Iran tidak mungkin melakukan pembelian dalam jangka pendek. 

"Mulai hari ini, semua pembatasan transfer senjata, aktivitas terkait, dan layanan keuangan ke dan dari Republik Islam Iran semuanya otomatis dihentikan," tulis keterangan Kementerian Luar Negeri Iran. Sementara Menlu Iran Javad Zarif menggambarkan hari itu sebagai hari penting. Ia menempatkan acara tersebut dalam konteks diplomatik sekaligus militer. 

“Normalisasi kerja sama pertahanan Iran dengan dunia saat ini adalah kemenangan bagi multilateralisme dan perdamaian serta keamanan di kawasan kami,” kata Zarif.

Namun, Kementerian Pertahan Iran mengatakan "senjata tidak konvensional, senjata pemusnah massal dan pembelian senjata konvensional" tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan negara. Sementara Uni Eropa dan Inggris akan mempertahankan embargo senjata terhadap Iran meskipun PBB telah mencabutnya.

Prancis, Jerman, dan Inggris menolak upaya AS untuk memberlakukan semua sanksi PBB terhadap Iran, khawatir Iran akan menarik diri sama sekali dari rencana aksi komprehensif bersama (JCPOA), nama resmi untuk kesepakatan 2015. Tiga kekuatan Eropa percaya JCPOA masih menahan Iran menjadi kekuatan nuklir militer, tujuan utama kesepakatan itu.

JCPOA memasukkan klausul yang menetapkan pencabutan embargo senjata PBB lima tahun setelah ditandatangani pada 15 Oktober 2015. Eropa berharap untuk merundingkan perpanjangan embargo sukarela selama 18 bulan, tetapi tidak dapat membujuk Rusia dan China untuk mundur. 

Tiga negara Eropa sekarang akan bergantung pada embargo Uni Eropa, yang pertama kali diperkenalkan pada 2007 yang akan berlanjut hingga 2023. Embargo tersebut mencakup senjata konvensional dan teknologi rudal.

Ditolak AS

Keputusan PBB mencabut embargo Iran diprotes AS. Musuh bebuyutan Iran itu mengklaim, menolak penerapan kembali semua sanksi PBB terhadap Iran, sama saja mempersenjatai teroris Iran. 

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri AS mengancam semua negara dan perusahaan untuk tidak berdagang senjata dengan Iran. Apabila tetap dilakukan maka mereka bakal menanggung risiko sanksi dari Departemen Keuangan AS.

Mengutip Gatra, pada pertengahan Agustus, AS mengeluarkan resolusi untuk memperpanjang embargo senjata tanpa batas. Dan itu mendapat penolakan Dewan Keamanan PBB.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo lantas mengecam keputusan anggota DK PBB sebagai "tindakan yang tak bisa dimaafkan." "Iran akan menyebarkan kekacauan dan kehancuran yang lebih besar jika embargo berakhir," kata Pompeo.

Secara teori, Iran sekarang bebas membeli tank, kendaraan tempur lapis baja dan sistem artileri kaliber tinggi, pesawat tempur dan kapal angkatan laut tanpa perlu persetujuan PBB. Pengeluaran pertahanan Iran tahun lalu adalah sekitar 18,4 miliar dolar AS atau sekitar 3,5 persen dari PDB negara itu, meskipun nilai tepatnya masih diperdebatkan. Namun, ekonomi Iran baru-baru ini memburuk akibat COVID-19. 

Tekanan dari AS juga berdampak kepada pihak yang berusaha berdagang dengan Iran. Sebagian besar pengeluaran pertahanan dilakukan oleh Pengawal Revolusi dan kekuatan inti militer Iran berasal dari campuran milisi proxy, perang dunia maya, rudal balistik, dan pasukan pertahanan yang besar.