Bagikan:

JAKARTA - Ekuador dilanda pemadaman listrik nasional alias satu negara selama berjam-jam pada Rabu, 19 Juni, yang menyebabkan 17 juta penduduk di negara Amerika Selatan itu berada dalam kegelapan ketika malam hari.

Pemadaman listrik – yang berdampak pada rumah sakit, rumah, dan sistem kereta bawah tanah utama – disebabkan oleh masalah pemeliharaan dan transmisi pada sistem kelistrikan negara tersebut, kata pihak berwenang.

“Pemadaman yang kami alami hari ini disebabkan oleh kurangnya investasi dalam pemeliharaan, transmisi listrik baru, dan perlindungan infrastruktur transmisi listrik,” Menteri Infrastruktur Publik Roberto Luque dilansir CNN, Kamis, 20 Juni.

Hingga Rabu malam, listrik telah pulih di 95 persen wilayah negara itu, menurut pemerintah.

Ekuador telah berjuang melawan karisis energi selama bertahun-tahun. Yang terbaru, Presiden Ekuador Daniel Noboa mendeklarasikan darurat energi pada April dan memerintahkan pemadaman listrik nasional selama delapan jam di tengah kekeringan yang berdampak pada pembangkit listrik.

Di ibu kota Quito, tim CNN melihat dua rumah sakit, termasuk pusat kesehatan anak-anak, kehilangan pasokan listrik selama pemadaman listrik. Kedua rumah sakit dapat mengandalkan listrik dari generator mereka segera setelah pemadaman listrik dimulai.

Di kota terbesar di negara itu, Guayaquil, pemadaman listrik juga sempat berdampak pada dua rumah sakit lainnya.

“Listrik padam tapi kami punya (generator) sendiri,” kata seorang dokter dari rumah sakit Luis Vernaza di Guayaquil.

Penduduk Guayaquil menghadapi pemadaman listrik di tengah suhu panas 90 derajat Fahrenheit (32 Celsius). “Ini tidak tertahankan, sangat panas dan lembab, dan kami tidak bisa menggunakan AC atau ventilator,” kata seorang warga kepada CNN.

“Selain itu, airnya tidak mengalir,” tambah warga tersebut.

Layanan pada sistem kereta bawah tanah Quito terhenti karena pemadaman listrik, dan Wali Kota ibu kota Pabel Muñoz mengatakan pemadaman listrik tersebut sangat “signifikan” sehingga berdampak pada kereta bawah tanah meskipun kereta bawah tanah tersebut menggunakan “sistem (listrik) yang terisolasi.”

Menteri Infrastruktur Luque mengatakan pemadaman listrik bisa dihindari seandainya Ekuador melaksanakan rencana investasi untuk “melindungi infrastruktur pembangkit (listrik) dan transmisi” setelah pemadaman listrik serupa terjadi pada tahun 2004.

Pemadaman listrik yang terjadi pada hari Rabu tidak ada hubungannya dengan krisis energi yang terjadi di negara tersebut sejak April lalu, kata Luque.

“Pemadaman listrik yang kami alami pada bulan April disebabkan oleh kurangnya investasi pada pembangkitan (listrik) baru dan pemeliharaan (listrik) yang kami miliki,” kata Luque.