Bagikan:

JAKARTA - Ukraina sebaiknya menerima usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin, jika tidak pasukan Rusia akan terus maju dan membuat Kyiv semakin sulit.

"Terus terang saja, saya pikir presiden telah mengatakan segalanya, maksud saya usulan perdamaian berikutnya yang diajukan Rusia akan lebih buruk bagi otoritas Ukraina, tidak peduli bagaimana kita memperlakukan mereka," kata Medvedev, melansir TASS 18 Juni.

"Sekarang mereka punya kesempatan untuk mempertimbangkan usulan perdamaian Vladimir Vladimirovich Putin dan setidaknya mencoba berdamai dan mengakhiri bagian dari konflik ini," sambung mantan Presiden Rusia ini.

Jika tidak, menurut Medvedev, serangan Rusia akan terus berlanjut.

"Dan akan sulit untuk mengatakan di mana batas zona penyangga yang disebutkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sangat mungkin semua ini tidak akan menguntungkan otoritas Ukraina saat ini. Jadi mereka harus bergegas selagi masih bisa," tambahnya.

Namun, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia ini menilai, Kyiv telah menanggapi dengan penolakan pada konferensi di Swiss, "menolak semua proposal sejak awal, membawa diskusi kembali ke awal."

"Sia-sia. Jadi akan lebih buruk mulai sekarang," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Putin Jumat pekan lalu mengatakan, Rusia siap menghentikan pertempuran dan melakukan perundingan damai, asal Ukraina menghentikan ambisi NATO-nya dan menarik pasukannya dari empat wilayah Ukraina yang diklaim oleh Moskow.

"Persyaratannya sangat sederhana," kata Presiden Putin, yang menyebutkannya sebagai penarikan penuh pasukan Ukraina dari seluruh wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina timur dan selatan yang diduduki Rusia seiring invasi tahun 2022, melansir Reuters.

"Begitu mereka menyatakan di Kyiv siap untuk keputusan tersebut dan memulai penarikan pasukan yang sebenarnya dari wilayah-wilayah ini, dan juga secara resmi mengumumkan pembatalan rencana mereka untuk bergabung dengan NATO - di pihak kami, segera, secara harfiah pada menit yang sama, perintah akan menyusul untuk menghentikan tembakan dan memulai negosiasi," katanya.

"Saya ulangi, kami akan segera melakukannya. Tentu saja, kami akan secara bersamaan menjamin penarikan pasukan dan formasi Ukraina tanpa hambatan dan aman," tandasnya.

Pihak Ukraina menolak inisiatif tersebut. Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menyebut proposal Moskow sebagai ultimatum. Sementara penasihatnya Mikhail Podolyak mengatakan, inisiatif Rusia yang baru tersebut diduga tidak mengandung "proposal perdamaian yang sebenarnya."