Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan resmi ke Korea Utara untuk pertama kalinya dalam 24 tahun.

Dalam lawatan ini Putin berjanji memperdalam hubungan perdagangan dan keamanan dengan Korea Utara serta mendukung negara tersebut dalam menghadapi Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, Selasa, 18 Juni, Amerika Serikat dan sekutunya di Asia tengah berusaha mencari tahu seberapa jauh Rusia akan mendukung pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, yang negaranya adalah satu-satunya yang telah melakukan uji coba senjata nuklir di abad ke-21.

Putin pun memuji Pyongyang karena bisa bertahan dari apa yang disebutnya sebagai tekanan ekonomi, pemerasan, dan ancaman dari Amerika Serikat.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh media pemerintah Korea Utara, Putin memuji "Kamerad" Kim, dan berjanji untuk "bersama-sama melawan pembatasan sepihak yang tidak sah", mengembangkan perdagangan, dan memperkuat keamanan di seluruh Eurasia.

"Washington, dengan menolak melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya, terus-menerus mengajukan tuntutan baru yang semakin ketat dan jelas tidak dapat diterima," kata Putin dalam artikel tersebut, yang dicetak di halaman depan Rodong Sinmun, corong Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara.

"Rusia selalu mendukung dan akan terus mendukung DPRK dan rakyat Korea yang heroik dalam melawan musuh yang licik, berbahaya, dan agresif," sambung Putin.

Dalam kunjungan ini Putin juga mengingatkan bahwa Uni Soviet adalah negara pertama yang mengakui Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) yang didirikan oleh kakek Kim, Kim Il Sung, kurang dari dua tahun sebelum Perang Korea 1950.

Media pemerintah Korea Utara juga menerbitkan artikel yang memuji Rusia dan mendukung operasi militer di Ukraina, menyebutnya sebagai "perang suci semua warga Rusia".

Kunjungan kenegaraan Putin ini dilakukan di tengah tuduhan Amerika Serikat bahwa Korea Utara telah memasok "puluhan rudal balistik dan lebih dari 11.000 kontainer amunisi ke Rusia" untuk digunakan di Ukraina. Korea Selatan, sekutu dekat Amerika Serikat, juga mengemukakan kekhawatiran serupa.

Setelah Korea Utara, Putin akan mengunjungi Vietnam pada 19-20 Juni.