Menaker Sebut 29 Juta Orang Terdampak COVID-19
Menaker Ida Fauziyah (Foto: Irfan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan pandemi COVID-19 dalam setahun dampaknya sudah sangat luar biasa, terutama di sektor ketenagakerjaan. 

Ia menyebutkan, ada sebanyak 29,12 juta orang tenaga kerja terdampak pandemi COVID-19 dengan hampir 3 juta orang terpaksa menjadi pengangguran.

"Data BPS terdapat 29,12 juta orang terdampak pandemi terhadap penduduk usia kerja. Dan 2,56 juta orang alami 

pengangguran karena COVID-19," ujar Ida, di Ruang Rapat Komisi IX, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 15 Maret.

Selain itu, lanjutnya, ada juga 760.000 atau 0,76 juta orang bukan angkatan kerja juga turut terdampak. Kemudian 1,77 juta orang terpaksa tidak bekerja untuk sementara akibat berbagai pembatasan karena corona.

"Sementara yang bekerja dengan pengurangan jam kerja terdapat 24,03 juta orang," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ida mengatakan Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan sejumlah kebijakan dan regulasi untuk membuat angka pengangguran yang melonjak menjadi berkurang. Diantaranya Peraturan Pemerintah hingga surat edaran.

"Kami mengeluarkan PP 49 tahun 2020 untuk penyesuaian iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) selama bencana COVID-19," katanya. 

Menurutnya, program pemulihan ekonomi nasional di klaster ketenagakerjaan yang telah dilakukan telah melindungi lebih dari jumlah tenaga kerja yang terdampak pandemi. 

Ia mengklaim, upaya pemerintah dalam mitigasi dampak COVID-19 telah memberikan sinyal positif bagi perekonomian dan ketenagakerjaan.

"Upaya dalam memitigasi dampak pandemi ini di sektor ketenagakerjaan, telah menyasar 32,5 juta orang. Ini melebihi jumlah tenaga kerja yang terdampak," jelasnya.

Rinciannya, tambah dia, sebanyak 12,26 juta orang dibantu lewat bantuan subsidi upah. Kemudian Kartu Pra Kerja untuk 5,6 juta orang, Bantuan Produktif Usaha Mikro untuk 12 juta orang, serta program padat karya di kementerian dan lembaga untuk 2,6 juta orang.

Kendati demikian ia mengatakan ada angka pertumbuhan ekonomi yang cukup baik meski terdapat minus di triwulan ini. "Datanya ada penguatan," tandas Ida.