Bagikan:

SERANG - Ketua DPRD Banten Andra Soni semakin mantap untuk maju dalam Pemilihan Gubernur Banten pada November 2024. Ia menyatakan siap bersaing dengan nama-nama besar yang bakal bertarung di provinsi yang kerap dijuluki Tanah Para Jawara tersebut. “Jadi, kalau saya itu senang menghadapi yang kuat-kuat,” kata Andra kepada host Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 5 Juni 2024.

Seperti diketahui, perpolitikan di Banten mulai memanas menuju Pilgub 2024. Ini karena bursa calon gubernur diramaikan dengan hadirnya sejumlah tokoh “besar” seperti mantan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang tak lain ipar dari mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, kemudian aktor yang juga mantan Gubernur Banten Rano Karno, mantan Gubernur Banten Wahidin Halim, serta mantan anggota DPR dan mantan Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah.

Andra yang kini menjabat Ketua DPD Gerindra Banten tersebut menyatakan banyaknya tokoh yang bakal bertarung dalam Pilgub Banten justru sangat baik. Publik akan lebih leluasa memilih siapa yang lebih layak memimpin Banten ke depannya. “Saya tidak melihat itu sebagai pesaing,” kata Andra. “Tapi Insya Allah saya siap (menghadapinya).”

Andra menambahkan, motivasinya untuk maju sebagai calon gubernur Banten tak lain karena sudah mengetahui dengan baik kebutuhan wilayah tersebut selama 10 tahun menjadi Wakil Rakyat di DPRD Banten. Menurut Andra, sistem pemerintahan di Banten sudah cukup baik karena dikelola oleh orang-orang yang kompeten.

Namun, kata dia, yang dibutuhkan adalah seorang pemimpin yang menentukan arah kebijakan. “Yang kita butuh bukan seorang Superman, tapi orang yang bisa membangun supertim. Kalau Superman itu hanya ada di dalam komik.”

Saat Kecil Minum Air Tajin

Andra melewati jalan hidup berliku sebelum akhirnya menjabat Ketua DPRD Banten. Kondisi masa kecilnya di Payakumbuh, Sumatera Barat, tergolong cukup berkekurangan. “Dulu di kampung saya belum ada listrik. Saya juga lahir dalam kondisi pencatatan sipil belum sebaik hari ini, sehingga tidak tercatat di akta kelahiran. Jadi saya hanya punya surat kenal lahir saja (surat keterangan lahir dari kepala daerah),” kata politikus 48 tahun ini.

Andra lahir dari orang tua yang berprofesi sebagai petani yang kemudian merantau ke Malaysia melalui jalur ilegal sebagai buruh di perkebunan sawit. Ia tak pernah mengenyam pendidikan TK, tapi langsung SD di Malaysia. “Dan hari pertama saya sekolah itu saya nggak pakai seragam,” ujarnya. “Waktu kecil saya juga tidak pernah minum susu. Saya minum air tajin.”

Andra mengaku kehidupan masa kecilnya yang serba-berkekurangan itulah yang membuatnya sangat memahami betul kondisi masyarakat di wilayah Banten. Mereka masih butuh akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan yang cukup.

“Salah satu sektor yang perlu dioptimalkan adalah pertanian. Makanya perlu kesadaran bersama untuk mengembangkan potensi yang ada.” Saksikan selengkapnya di youtube EdShareOn Eddy Wijaya! (ADV)