YOGYAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut banyaknya jawara pamdemi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebutan ini untuk mereka yang berhasil berkembang di sektor ekonomi kreatif kala pandemi COVID-19.
"Dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang kami petakan dan ternyata di Yogyakarta banyak yang menjadi 'pandemic winner', menjadi jawara pandemi," kata Sandiaga usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Keraton Kilen, Yogyakarta, Jumat, 12 Maret malam.
Para pelaku ekonomi kreatif yang disebut sebagai jawara itu, menurut Sandi, berhasil berkembang di tengah pandemi dengan teknologi, e-commerce, digital, serta gaming.
"Kami melihat seperti e-sport, animasi, dan beberapa subsektor di ekonomi kreatif ini justru bertumbuh di Yogyakarta," kata Sandiaga dikutip Antara.
Namun, kata dia, masih ada beberapa subsektor ekonomi kreatif lainnya yang masih memerlukan stimulus untuk bisa bertahan dan berkembang.
"Ini yang kami akan me-launching satu kegiatan yang mudah-mudahan bisa memberikan harapan baru berkaitan dengan permodalan, akses pasar, dan peningkatan SDM," kata dia.
Selain itu, Sandi juga mengapresiasi tingkat kepatuhan masyarakat DIY dalam menerapkan protokol kesehatan.
Dia berharap program vaksinasi dapat diprioritaskan bagi masyarakat Yogyakarta yang selama ini banyak menempati garis depan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Harapannya tiga bulan ke depan dengan jumlah vaksin yang tersedia meningkat, bisa digas pol untuk vaksinasi, khususnya masyarakat yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata dia.
BACA JUGA:
Wejangan Sri Sultan ke Sandiaga
Sandiaga Uno mendapat sejumlah masukan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengenai pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Ngarsa Dalem (Sultan HB X) banyak memberi masukan mengenai kebijakan pariwisata dan ekonomi kreatif. Tentunya kita sekarang mulai memupuk harapan kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga.
Masukan dari Sultan, kata Sandiaga, antara lain terkait pola perjalanan (travel pattern) yakni inovasi dalam pengembangan pariwisata agar lebih berkualitas dengan lama tinggal wisata atau length of stay (LOS) yang lebih meningkat.
Melalui inovasi itu, kata Sandiaga, ke depan kualitas dari pengeluaran belanja pariwisata dan wisatawan bisa lebih baik.
"Beliau memberi masukan mengenai 'travel pattern' yaitu satu inovasi dalam pengembangan pariwisata agar pariwisata lebih berkualitas," sambungnya.
Selain itu, Sandiaga juga meminta dukungan Sultan HB X mengenai program Kawasan Borobudur Highland yang pengembangannya mencakup wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kebetulan juga perlu banyak dukungan dari Ngarsa Dalem (Sultan) berkaitan dengan lahan-lahan yang ada di Kulon Progo agar bisa dalam konsep berkelanjutan. Jadi glamping dan kegiatan-kegiatan berbasis alam terbuka," kata dia.
Sandiaga berharap dengan mengadopsi teknologi, ke depan mampu membuka peluang usaha serta mampu menghidupkan desa-desa wisata di sekitar kawasan Borobudur Highland.
Menurut Sultan, pandemi COVID-19 memberikan pengalaman baru sehingga harus direspons dengan cara pandang yang baru termasuk dalam pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Harus ditumbuhkembangkan tetapi juga punya pemahaman baru, yang tidak ada bisa jadi ada," kata dia.