JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengusulkan agar Pemprov DKI mempekerjakan para preman yang berkeliaran di Tanah Abang sebagai upaya penertiban.
Menurut Ahok, para preman tersebut sebenarnya juga ingin mendapat pekerjaan yang tetap dan tak lagi meresahkan masyarakat.
"Preman itu bahasa Belanda katanya, kalau enggak salah. "Free man", orang yang ditemukan di pasar yang enggak ada kerjaan. Jadi mereka itu bukan preman, mereka itu hanya free man yang enggak ada kerja. Ya kita carikan kerjanya," kata Ahok dalam akun YouTubenya, Panggil Saya BTP, dikutip pada Selasa, 21 Mei.
Ahok mengungkapkan, para preman tersebut bisa dipekerjakan menjadi juru parkir pada lahan-lahan parkir resmi milik Pemprov DKI.
Selain itu, badan usaha milik daerah (BUMD) juga bisa mempekerjakan para preman tersebut untuk menjalankan roda usahanya. Diharapkan, mereka tak lagi membuat onar karena telah mendapat penghasilan.
"Sehingga saya harapkan di Jakarta, tiap keluarga punya penghasilan Rp5 juta-Rp10 juta sebulan. Itulah cara-cara kita manfaatkan BUMD, manfaatkan ketertiban, walaupun saya dicap raja gusur, tukang gusur, kejam," urai Ahok.
Selain itu, Ahok juga memberi saran pemberantasan juru parkir (jurkir) liar yang juga kerap meresahkan masyarakat.
Ahok mengusulkan agar pemerintah memperbanyak lahan parkir. Caranya bisa dengan membangun gedung-gedung parkir resmi di atas sungai. Hal ini bisa menyiasati terbatasnya lahan kosong di Jakarta.
"Bagaimana cara mengatasinya? Perbanyak gedung parkir. Justru saya katakan harus banyak tanah-tanah kita ubah. Termasuk di atas sungai-sungai," jelasnya.
Ahok memandang para jukir liar yang lahan parkirnya ditertibkan Pemprov DKI tidak akan protes selama mereka ikut dipekerjakan secara resmi.
Sebab, menurutnya, pendapatan jukir liar selama ini tidak seberapa. Pihak yang mendulang keuntungan terbanyak dari kegiatan parkir liar justru oknum perangkat daerah yang menerima setoran.
BACA JUGA:
"Sebenarnya juru-juru parkir itu, saya temui mereka. Mereka juga enggak jadi kaya raya, kok. Tukang terima setorannya yang jadi kaya saya kira. Juru parkir mah miskin-miskin aja, biasa-biasa aja, pas-pasan," imbuhnya.