Bagikan:

JAKARTA - Pukul 10.51 hari ini, 14 Desember, Politikus PPP Abraham Lunggana atau yang dikenal Haji Lulung meninggal dunia. Napas terakhirnya berembus di Rumah Sakit Harapan Kita. Berikut profil sosok yang dikenal sebagai rival mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Baru saja kabar duka cita. Ketua DPW PPP DKI abangda Haji Lulung meninggal dunia," kata Ketua DPP PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Selasa, 14 Desember. Sebelumnya, Lulung telah terbaring di rumah sakit selama beberapa minggu terakhir karena mengalami serangan jantung.

Pria kelahiran 24 Juli 1959 ini merupakan anak ketujuh dari sebelas bersaudara. Ayahnya, Ibrahim Tjilang, merupakan seorang tentara BKR berpangkat Peltu. Sementara ibundanya, adalah keturunan dari KH. Abdullah Syafi'i, seorang pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.

Asal-usul nama "Lulung" bermula dari hobinya yang selalu menolong teman-temannya semasa kecil. Seperti diceritakan Lulung yang dikutip Kompas.com, waktu itu dirinya terbiasa membantu kawannya saat bermain bola, dan bolanya masuk ke got.

Lulung adalah orang yang selalu ingin mengambil bola yang masuk ke got. "Kalau masuk got, harus saya yang ambilin, kalau enggak saya nangis," ujar Lulung. "Akhirnya dipanggil Lulung karena ya itu, banyak nulung (menolong)-lah."

Sempat jadi pemulung

Melansir berbagai sumber, nama Haji Lulung sudah dikenal warga Tanah Abang karena dirinya menguasai berbagai sektor bisnis di sana. Mulai dari juragan parkir, punya perusahaan pengamanan, koperasi, advokasi, hingga penyewaan kios.

Beberapa perusahaannya ialah PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, PT Satu Komando Nusantara, PT Tujuh Fajar Gemilang hingga Koperasi Kobita. Dirinya juga memiliki advokasi bernama Lunggana Advocate & Friends. Karyawannya disebutkan mencapai hingga 7.000 orang.

Lulung memperoleh kesuksesan itu bukan tanpa perjuangan. Sebab sebelum punya ribuan karyawan, seperti dilansir IDX Channel, ia pernah menjadi pemulung kardus dan barang bekas. Hal ini ia lakukan untuk menafkahi saudara-saudaranya dan ibunya.

Politikus PPP Abraham Lunggana atau Haji Lulung (DOK ANTARA)

Nasibnya mulai berubah pada 1996. Waktu itu terjadi konflik antara kelompok Timor yang dimpimpin Hercules Rozario dengan Muhammad Yusuf alias Bang Ucu. Hercules waktu itu menjadi penguasa Tanah Abang.

Lalu setelah Hercules diamankan pihak kepolisian, Bang Ucu menguasai daerah Tanah Abang dan menolong Haji Lulung. Sejak saat itu, hidup Haji Lulung mulai terkerek. Haji Lulung juga kemudian mulai aktif di organisasi masyarakat seperti Gerak Betawi, Pemuda Panca Marga hingga Bamus Betawi.

PPP tempatnya kembali

Semasa hidupnya Haji Lulung berafiliasi dengan tiga partai politik. Ia memulai karir politiknya bersama PPP. Namun ia sempat meninggalkan PPP saat mengalami perpecahan pada 2002.

Kala itu dirinya pindah ke Partai Bintang Reformasi (PBR). Saat itu ia menjabat sebagai Ketua DPC PBR Jakarta Barat.

Pasca Pemilu 2004, Haji Lulung kembali ke PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat. Karir Haji Lulung di politik mulai meningkat setelah terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta secara 2 periode berturut-turut pada 2009-2014 dan 2014-2019.

Di periode keduanya, Haji Lulung terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Saat itulah namanya mulai menjadi sorotan lantaran sering berseteru dengan Ahok, Gubernur DKI Jakarta waktu itu.

Hubungan Haji Lulung dan Ahok memanas salah satunya setelah pemerintah DKI berencana menata Pasar Tanah Abang. Haji Lulung, yang memang dikenal menguasai lahan parkir di kawasan itu, murka ketika Ahok sempat berujar sulitnya penertiban Tanah Abang disebabkan adanya preman yang menjadi beking para pedagang liar di sana.

Politikus PPP Abraham Lunggana atau Haji Lulung (Foto: IST)

Tapi belakangan Ahok membantah pernah merilis pernyataan macam itu. Namun apapun penjelasan Ahok, sebagai penguasa informal Tanah Abang, Haji Lulung mungkin merasa disindir.

Lanjut ke karir Haji Lulung, pada 2018, dirinya sempat bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari partai tersebut. Namun, tetap saja, ia tak bisa move on dari parpol yang membesarkannya. Haji Lulung pun kemudian kembali bergabung dalam PPP.

*Baca Informasi lain tentang LULUNG baca tulisan menarik lain dari Ramdan Febrian Arifin.

BERNAS Lainnya