Bagikan:

JAKARTA - Irlandia berencana mengakui status negara Palestina akhir bulan ini, bentuk dukungan terhadap hak untuk menentukan nasib sendiri dan perdamaian.

Itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin pada Hari Rabu. Sebelumnya, Irlandia diperkirakan akan mengumumkan pengakuan pada 21 Mei.

"Kami akan mengakui negara Palestina sebelum akhir bulan ini," kata Menlu Martin kepada radio Newsstalk, seperti mengutip Reuters 15 Mei.

"Tanggal spesifiknya masih belum pasti, karena kami masih berdiskusi dengan beberapa negara sehubungan dengan pengakuan bersama," lanjutnya.

Sejumlah anggota Uni Eropa, termasuk Irlandia, Spanyol, Slovenia dan Malta, telah merencanakan untuk memberikan pengakuan tersebut minggu depan, dengan alasan solusi dua negara sangat penting untuk perdamaian abadi di wilayah tersebut.

Menlu Martin mengatakan, dia sedang berkonsultasi dengan rekan-rekannya dari negara lain untuk menyelesaikan rinciannya, sebelum secara resmi mengakui negara Palestina.

"Kami melakukannya dalam konteks inisiatif perdamaian Arab, jalur menuju solusi dua negara dan untuk mengirimkan sinyal kepada masyarakat Palestina secara luas bahwa kami mendukung hak untuk menentukan nasib sendiri," ungkapnya.

Akhir bulan lalu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Riyadh, Arab Saudi, sejumlah negara Uni Eropa diperkirakan akan mengakui negara Palestina pada akhir Mei, dikutip dari WAFA.

Upaya ini dilakukan ketika meningkatnya jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan Israel untuk mengalahkan Hamas yang mendorong seruan global untuk gencatan senjata dan solusi abadi bagi perdamaian di wilayah tersebut.

Sejak tahun 1988, sebanyak 139 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui negara Palestina.

Menanggapi rencana pengakuan itu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz ketika itu mengatakan, pengakuan terhadap negara Palestina merupakan 'hadiah' bagi terorisme, menjauhkan resolusi dan meningkatkan ketidakstabilan regional.

"Pengakuan atas negara Palestina setelah pembantaian 7 Oktober mengirimkan pesan kepada Hamas dan organisasi teroris Palestina lainnya, serangan teror yang mematikan terhadap warga Israel akan dibalas dengan isyarat politik terhadap Palestina," kata tulis Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz di media sosial X.

Terpisah, Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour bulan lalu mengatakan, negara-negara baru di kawasan Karibia dan Amerika Latin akan segera mengakui negara Palestina.

Ia mengatakan, Republik Trinidad dan Tobago akan segera mengakui negara Palestina menyusul, pengakuan Jamaika dan Barbados atas Palestina sebagai sebuah negara. Dia juga mengatakan, upaya sedang dilakukan dengan Bahama dan Panama untuk mengakui Negara Palestina, sebagai tanggapan atas veto Amerika Serikat terhadap keanggotaan penuh Palestina di PBB.