Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta kepala sekolah (kepsek) benar-benar memastikan kondisi kendaraan umum aman dan siap sebelum mengajak para siswa melakukan perjalanan widyawisata atau studi tur.

"Ini memang suatu kecelakaan yang saya kira tidak perlu, karena itu kepala sekolah harus hati-hati betul ketika mengajak siswanya ramai-ramai menggunakan kendaraan umum atau kendaraan sewaan. Pastikan dulu baik sopir maupun kondisi kendaraan betul-betul memang siap," kata Menko PMK Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa 14 Mei, disitat Antara. 

Ia juga menyayangkan tragedi kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok saat melakukan widyawisata di Subang, Jawa Barat, dan menewaskan 11 orang pada Sabtu 11 Mei.

"Sangat kita sayangkan dan itu menyangkut para siswa, jadi sekali lagi saya minta kepada semua sekolah kalau menggunakan bus atau kendaraan umum untuk wisata, cek betul kondisinya, kita lihat trayeknya, kita lihat hasil pemeriksaan kelaikan busnya, termasuk juga pengemudinya," ujanya. 

Menko PMK menyampaikan, berkaca dari pengalamannya menangani mudik, sebaiknya sekolah mempertimbangkan kembali apabila ingin menyewa bus pariwisata, mesti betul-betul dilihat apakah pihak agen pariwisata bisa dipercaya.

"Dan itulah yang selalu saya wanti-wanti ketika menangani mudik, karena banyak sekali bus pariwisata itu sebetulnya hasil dari lelang, lelang yang sebetulnya memang sudah enggak layak kemudian dicat ulang, sehingga orang melihat seolah-olah itu bus baru. Padahal itu bus yang sudah tidak layak, apalagi kalau itu wisata yang tidak resmi, tentu tidak pernah melakukan uji kendaraan secara rutin," tuturnya.

Menko PMK bilang meski dirinya belum mengetahui hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian maupun pihak yang berwenang terkait penyebab pasti kecelakaan, tetapi berdasarkan informasi dari media yang ia baca, bus yang kecelakaan di Subang tersebut memang tidak laik jalan, karena surat izin kendaraan atau kir-nya sudah kedaluwarsa.

Ia juga mengimbau para kepala sekolah untuk betul-betul mengecek kondisi pengemudi kendaraan.

"Jangan sampai sopirnya tidak pernah punya pengalaman (berkendara) menanjak, kemudian harus mengendalikan bus yang sudah tidak layak, tidak punya pengalaman lagi, itu sangat berisiko," kata Menko PMK.