JAKARTA - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Hari Senin menuntut diakhirinya "pernyataan tidak perlu" yang dibuat oleh para pejabat senior, menilai retorika seperti itu menghalangi tercapainya kesepakatan penyanderaan.
"Pengumuman, ancaman dan pernyataan tidak perlu lainnya dari para menteri dan perdana menteri mengenai sandera, perhitungan politik, kecerobohan media harus dihentikan," kata Lapid, dilansir dari The Times of Israel 7 Mei.
"Apakah kamu benar-benar gila?! Negara Israel tidak memiliki orang dewasa yang bertanggung jawab untuk menghentikan kegilaan ini," kritik Lapid.
Mantan perdana menteri ini berargumentasi, "pengarahan oleh para pejabat dan rekannya" hanya akan "menggagalkan kesepakatan penyanderaan dan merupakan manajemen negosiasi yang buruk."
"Pemerintah Israel menelantarkan para sandera dan Pemerintah Israel harus melakukan segalanya, kecuali segalanya, untuk membawa mereka pulang," tegas Lapid.
Pernyataan Lapid muncul setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tegas menolak klaim yang dibuat oleh seorang pejabat Israel yang menyatakan, ia bertanggung jawab gagalnya putaran terbaru perundingan dengan Hamas di Kairo mengenai kemungkinan kesepakatan sandera dan gencatan senjata.
Pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada The New York Times, pernyataan PM Netanyahu tentang serangan darat di Rafah menyebabkan Hamas memperkuat posisinya dalam perundingan penyanderaan dan gencatan senjata.
Diberitakan sebelumnya, militer Israel pada Hari Senin mengeluarkan seruan agar warga sipil dan pengungsi di timur Rafah untuk pindah ke utara kota itu, seiring dengan rencana operasi yang akan dilakukan di sana. Israel diketahui sejak lama ingin menyerbu Rafah untuk memburu batalyon Hamas.
Militer Israel mengatakan, evakuasi warga dan pengungsi di Rafah timur bukan langkah besar-besaran di wilayah selatan Gaza tersebut.
Saat ditanya berapa lama warga harus pergi, juru bicara militer Israel Kolonel Nadav Shoshani mengatakan: "Masyarakat setidaknya punya waktu berhari-hari untuk pindah," ujarnya saat ditanya berapa lama warga harus mengungsi, melansir CNN.
Berlarutnya penyanderaan telah menuai kritik dari keluarga sandera terhadap Pemerintahan PM Netanyahu. Terbaru, dalam peringatan Holocaust di Yerusalem Minggu malam, seorang pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
BACA JUGA:
"Kita tidak boleh jatuh ke dalam jurang lagi. Apa lagi yang diperlukan bagi Anda untuk mundur?" katanya.
"Biarlah orang-orang Israel mengingat anak-anak mereka yang ditinggalkan," teriaknya, merujuk pada para sandera yang ditahan di Gaza.
"Saya tidak memiliki keraguan. Yang sangat jelas adalah bahwa dia gagal dengan cara yang sangat serius untuk melindungi rakyat Israel," kata pria itu kepada situs berita Ynet.