TANGERANG - Polisi sebut aksi keributan diduga karena kekesalahan warga yang meminta mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) berhenti melakukan doa Rosario di kontrakannya di Jalan Ampera Poncol, Setu, Tangerang Selatan, 5 Mei, malam hari.
“Umat Kristiani yang sedang mengadakan doa Rosario. Akhirnya sudah diingatkan sama tokoh sekitar, sama RT, untuk bubar ternyata belum bubar juga,” kata Kapolsek Cisauk, AKP Dhady Arysa saat ditemui di lokasi, Senin, 6 Mei.
Karena teguran tidak digubris, kata Dhady, warga meluapkan emosinya hingga akhirnya terjadi keributan tersebut. “Akhirnya timbul tuh sedikit kegaduhan, sehingga ada keributan. Dilerai sama warga,” ucapnya.
Alih-alih ingin melerai, salah satu warga justru mendapatkan pemukulan. Sehingga keributan tak terkendali hingga akhrinya ada dua orang mahasiwa terkena sabetan senjata tajam.
“Direlai sama warga. Yang merelainya tersebut ya kena pukul karena orang banyak itu,” ujarnya.
Sementara itu, Saksi kelompok mahasiswa, LE mengungkap aksi keributan yang terjadi di tempatnya terjadi saat dirinya berdoa Rosario di kontrakannya, Jalan Ampera Poncol, Setu, Tangerang Selatan, Minggu, 5 Mei.
Ia menceritakan kejadian itu bermula saat pihaknya tengah berdoa, tiba-tiba datang warga menegur kelompok ibadah agar meminta berhenti melaksanakan doa
“Lagi doa. Terus dia (warga) ngomong apa kurang dengar. Karena di dalam. Terus kami selesai Doa, dia ngomong ‘*Bang***, Anj*** To***, Jangan Ibadah disini’” kata Legy saat ditemui di lokasi, Senin, 6 Mei.
Mendengar hal itu, dirinya bersama teman-temannya langsung keluar dari kontrakannya, kemudian menghampiri warga yang menegurnya.
BACA JUGA:
“Sejak saat itu, semaunya langsung kaget. Doa langsung berenti. Pak RT bilang jangan ibadah disini, ibadah di gereja. Tidak dizinkan ibadah,” ujarnya.