Bagikan:

JAKARTA - Warteg Bahari di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang yang kerap menjadi sasaran makan gratis oleh sekelompok preman Tanah Abang ternyata sudah menjadi bulan - bulanan para pelaku sejak 10 tahun lalu disaat warteg itu mulai beroperasi.

"(beroperasi) Sudah 10 tahun. Dari dulu sebenarnya, tapi baru berani sekarang - sekarang. Dulu - dulu sering ada pengancaman juga, tapi sekarang jangan sampai," kata Gugun, pemilik warteg kepada VOI di Jalan Wahid Hasyim, Tanah Abang, Senin, 6 Mei.

Bahkan, sejak 2 tahun terakhir, semakin banyak jumlah preman yang kerap makan dengan pembayaran uang yang kurang.

"Sehari ada aja. Sebelum ini juga ada aja (yang makan bayarnya kurang). Setelah viral juga masih ada aja satu atau dua orang," ujarnya.

Para preman yang makan di warteg miliknya kerap memiliki berbagai macam modus kejahatan.

"Misalnya, kalau minta es (teh manis) dan nasi, kalau (harga) Rp5 ribu (tidak bayar) tidak apa-apa saya ikhlaskan. Kalau lebih dari itu, saya juga mohon maaf, saya viralkan lagi," ucapnya.

Gugun berharap agar ke depannya tidak ada lagi kasus seperti ini yang dialami warteg miliknya.

"Kalau di sini sudah lama juga banyak, kalau kurang Rp5 ribu saya ikhlaskan. Tapi karena dia (Arie Kriting) ambil nasi sendiri, makanya saya viralkan. Kalau biasa-biasa aja, anggap saja itu sodakoh (Sedekah)," katanya.

Sebelumnya diberitakan, preman Tanah Abang berinisial Afrifaldi alias Arie Kriting yang ditangkap anggota Buser Unit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang karena viral makan di Warteg Bahari mengaku tak memiliki uang untuk makan sehari - hari.

"Motifnya ingin makan enak tetapi tidak punya uang yang cukup. Sehingga akhirnya yang bersangkutan melakukan perbuatan seperti itu," kata Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Aditya Sembiring kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin, 6 Mei.