Bagikan:

JAKARTA - Ketua Panitia Kerja (Panja) Peta Jalan Pendidikan Nasional (PJPN) 2020-2035, Syaiful Huda buka suara soal kritik tidak adanya frasa agama dalam pembahasan rancangan PJP.

Ketua Komisi X DPR itu mengungkapkan, dalam proses pembahasannya, panja PJPN juga melibatkan sejumlah ormas keagamaan dari seluruh agama di Indonesia. Hasilnya panja memperoleh masukan terkait pentingnya agama masuk ke dalam peta jalan pendidikan.

"Dalam rekomendasi kami, semua napas dari dunia pendidikan kita tidak boleh lepas dari spirit keagamaan. Dari hasil masukan itu tetap intinya masukan sudah menjadi bagian dari rekomendasi utuh panja PJP," ujar Syaiful kepada wartawan, Senin, 8 Maret.

Menurut politisi PKB itu, adanya kritikan tersebut semakin relevan ke depan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk terus melakukan perbaikan, termasuk melakukan review terhadap draf awal peta jalan pendidikan nasional 2020-2035.

"Komisi X juga akan meminta rekomendasi panja PJP menjadi bagian utuh dari review kemendikbud terkait peta jalan pendidikan Indonesia," kata Syaiful.

Syaiful juga meminta agar Kemendikbud meletakan PJP tidak hanya pada level rencana strategis, tapi betul-betul menjadi peta jalan. Panja PJP juga mendorong dorong supaya naskah akademik peta jalan pendidikan disiapkan dengan baik. 

"Isu terkait kesejahteraan guru harus juga menjadi prioritas dari PJP ini yang kami melihat itu belum secara eksplisit, belum ada di dalam draft kemendikbud," jelasnya.

Syaiful Huda menambahkan, Panja PJP telah merampungkan kerjanya sebelum masa sidang III 2020-2021 berakhir pada 10 Februari 2021 lalu. Rencananya panja PJP akan menyerahkan rekomendasi hasil kerja panja ke Kemendikbud pada Kamis 11 Maret mendatang.

"Saya rasa sudah komprehensif hasilnya, tinggal di follow up oleh Kemendikbud," tandasnya.