SIMPANG EMPAT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Sumatera Barat, meminta pihak nagari (desa) menyurati Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Basarnas terkait berubahnya air Sungai Batang Nango Nagari Kajai, Kecamatan Talamau menjadi lumpur.
"Jika telah disurati maka kita bersama-sama akan menelusuri ke hulu sungai dengan menggunakan drone, agar kondisi yang sebenarnya bisa kita ketahui dengan pasti," kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Barat Jhon Edwar di Simpang Empat, dilansir dari Antara, Senin, 29 April.
Pihaknya telah mendapatkan laporan dari masyarakat terkait berubahnya air sungai yang awalnya jernih menjadi berlumpur dan menimbulkan bau.Perubahan ini membuat warga resah.
"Kejadian ini sudah berlangsung sejak Minggu kemarin sampai siang ini. Selain bercampur lumpur berwarna hitam juga air sungai itu menimbulkan bau belerang," kata Ketua Siaga Bencana Nagari Kajai Selatan Elwa Masri di Simpang Empat, Senin.
Air bersumber dari pegunungan Talamau yang mengalir di sungai tersebut. Kondisinya keruh dan berbau belerang yang menyengat. Selain itu ditemukan adanya ikan yang mati dan terapung.
Akibat kejadian ini, warga takut untuk beraktivitas, termasuk untuk pergi ke area pertaniannya.
Pihaknya juga telah melaporkan hal ini kepada Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Pasaman Barat.
BACA JUGA:
"Kita sudah laporkan dan sedang menunggu tindak lanjut dari instansi terkait. Karena kita khawatir adanya endapan kumpul di hulu sungai yang menyebabkan pendangkalan di musim kemarau sehingga berpotensi banjir bandang ketika hujan turun,"sebutnya.