JAKARTA - Kepolisian Ohio, Amerika Serikat (AS), merilis video seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah berulang kali mengatakan kepada polisi “saya tidak bisa bernapas" saat petugas menjepitnya ke lantai bar dan memborgolnya.
Kejadian ini membangkitkan memori kasus tewasnya George Floyd pada 2020, saat lehernya ditekan dengan lutut kaki polisi di Minneapolis.
Dalam video kamera tubuh (bodycam) yang dirilis Departemen Kepolisian Canton, polisi terlihat menangkap pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Frank Tyson, 53, yang diduga kabur dari lokasi kecelakaan mobil pada 18 April.
Kepolisian Canton, dilansir Reuters, Sabtu, 27 April, tak dapat dimintai komentar mengenai video tersebut.
Video berdurasi 36 menit itu dimulai dengan seorang petugas patroli mendatangi mobil yang menabrak tiang listrik. Saksi menyebut pengemudi mobil tersebut melarikan diri ke bar terdekat.
Petugas kemudian terlihat memasuki tempat tersebut, di mana mereka menemukan Tyson berdiri di bar. Pertengkaran pun terjadi saat mereka berusaha meraih lengannya, dan dia berulang kali berteriak, "Mereka mencoba membunuh saya" dan "Panggil sheriff."
Petugas menjatuhkan Tyson ke lantai dan memborgolnya. Salah satunya terlihat meletakkan lututnya pada punggung dekat leher selama kurang lebih 30 detik.
Tyson terdengar berulang kali berkata, "Saya tidak bisa bernapas. Saya tidak bisa... lepaskan leher saya," sementara seorang polisi berteriak "tenang" dan "kamu baik-baik saja".
BACA JUGA:
Video selanjutnya menunjukkan Tyson terbaring tak bergerak, tertelungkup di lantai selama sekitar enam menit, sementara petugas berbicara dengan pengunjung bar.
Petugas kemudian memeriksa Tyson, yang tampaknya tidak bereaksi. Mereka terdengar berkata, "Apakah dia bernapas?" dan "Apakah dia punya denyut nadi?"
Delapan menit setelah petugas memborgol Tyson, mereka melepaskan borgolnya dan memulai CPR. Paramedis kemudian tiba di lokasi kejadian dan membawa Tyson keluar dari bar dengan tandu dan masuk ke ambulans yang menunggu.
Tyson meninggal di rumah sakit setempat, menurut WKYC, afiliasi NBC di Cleveland. Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi laporan tersebut. Penyebab resmi kematiannya belum ditentukan.