Picu Tawuran Antarwarga, Kapolda Maluku Larang Permainan Perang-perangan yang Dilakukan Remaja
Kapolda Maluku Irjen Pol. Lotharia Latif, di Ambon. (ANTARA/Winda Herman)

Bagikan:

JAKARTA - Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif melarang dengan tegas permainan perang-perangan menggunakan senjata mainan yang dilakukan anak-anak remaja di Ambon.

Hal ini dikatakan merespon berita viral di media sosial soal tawuran antarwarga karena tak terima anaknya tertembak peluru mainan.

"Saya mengimbau kepada orang tua untuk lebih super ekstra menjaga dan mengawasi anak-anak, berkaitan belakangan ini maraknya kejadian main perang-perangan bahkan sampai malam hari menggunakan mainan pistol yang menyebabkan tawuran berkelanjutan," kata Lotharia di Ambon, dikutip dari Antara, Jumat, 19 April.

Ia mengaku prihatin banyak anak maupun remaja yang melakukan aksi tawuran yang diawali dengan permainan perang-perangan itu. Meskipun berpeluru plastik namun apabila ditembakkan mengenai mata bisa berdampak besar. Bahkan peluru ini juga bisa membuat luka lecet bila terkena kulit.

Permainan tawuran atau perang-perangan tersebut, kata Kapolda, bila tidak dicegah oleh para orang tua maupun tokoh masyarakat di daerah masing-masing, akan dapat meluas menjadi konflik besar.

Ia melanjutkan, permainan anak dan remaja di Ambon tersebut sama sekali tidak mendidik melainkan berpotensi menimbulkan konflik atau rusuh di masyarakat. Selain bisa berdampak besar, permainan ini juga menanamkan watak kekerasan dan karakter menyakiti orang lain.

"Hal-hal seperti ini jadi PR bagi para orang tua, guru, tokoh agama dan kita sekalian. Selama ini Polri sudah melakukan semua langkah baik itu pencegahan sampai proses penegakan hukum dalam menyelesaikan masalah, namun tentunya Polri perlu dukungan peran orang tua dari rumah," ujarnya.

Orang nomor 1 Polda Maluku ini mengajak semua pihak terutama orang tua, agar dapat menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Masih banyak permainan lain yang baik dan menumbuhkan keakraban dan jiwa berani tetapi tetap positif, bukan saling mengejek dan saling menghujat yang akhirnya berkonflik.

"Ajari mereka saling mengasihi antar sesama, jadikan hubungan pela dan gandong sebagai pembelajaran, tanamkan kepada mereka rasa toleransi dan menjaga Maluku yang aman, damai dan sejahtera," harapnya.