JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa Bangsa Vasily Nebenzya mengatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB, tanpa gencatan senjata yang komprehensif dan tahan lama, upaya kemanusiaan di Jalur Gaza pasti akan gagal.
"Kami telah berulang kali memperingatkan, jika tidak ada gencatan senjata yang menyeluruh dan berkelanjutan, yang harus dipantau dengan baik melalui pengamat militer, upaya kemanusiaan akan hancur. Kolega, pekerja kemanusiaan tidak berdaya melawan tentara," jelasnya, dilansir dari TASS 19 April.
"Dekonflikasi sukarela sebanyak apa pun tidak akan membantu. jika salah satu pihak bertekad untuk terus berjuang. Apalagi ketika ada sinyal dari anggota Dewan Keamanan bahwa resolusi Dewan tersebut diduga tidak mengikat," lanjutnya.
Lebih jauh dikatakan olehnya, permusuhan di wilayah kantong Palestina yang terus meningkat, bertentangan dengan tuntutan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2728 dan melanggar norma-norma hukum humaniter internasional.
"Dalam kondisi seperti ini, pengiriman bantuan kemanusiaan kepada penduduk Gaza praktis tidak mungkin dilakukan. Badan-badan PBB dengan suara bulat mengatakan akses kemanusiaan ke daerah kantong tersebut hampir tidak ada. Menurut OCHA (Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB), Israel Defense Forces memblokir setengah dari bantuan kemanusiaan. Pada saat yang sama, menurut informasi dari pekerja kemanusiaan, bantuan tersedia, pasokan kemanusiaan menunggu di perbatasan, dan terdapat sumber daya keuangan yang cukup untuk mengatur pengiriman," jelasnya.
Di sisi lain, Nebenzya yakin bahwa kerja Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) sangat diperlukan dalam situasi seperti ini.
"Kami menyerukan untuk memberikan penghormatan kepada kepahlawanan para staf Badan ini, yang menjalankan mandat kemanusiaan mereka dalam kondisi yang tidak manusiawi, dan membayarnya dengan nyawa mereka. Hingga saat ini, 178 anggota staf telah kehilangan nyawa mereka. Ini merupakan jumlah korban jiwa tertinggi dalam satu waktu untuk sebuah badan PBB," paparnya.
"Dengan latar belakang tersebut, upaya untuk mencap UNRWA sebagai organisasi teroris dan seruan untuk membubarkan badan tersebut, yang juga telah kami dengar di ruang sidang ini, sangat tidak dapat diterima. Tuduhan tanpa pandang bulu terhadap perwakilan UNRWA tidak boleh digunakan untuk menodai badan PBB yang besar dan vital ini, yang mempekerjakan 13.000 orang di Gaza saja," lanjutnya.
BACA JUGA:
Jika UNRWA dibekukan, langkah ini akan menjadi instrumen ilegal dan tidak bermoral lainnya sebagai hukuman kolektif bagi jutaan orang Palestina yang membutuhkan," tegas diplomat Rusia itu.
Diketahui, pertemuan Dewan Keamanan PBB dimulai dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk mengenang para pekerja kemanusiaan yang terbunuh di daerah kantong Palestina. Menurut perkiraan terbaru PBB, setidaknya 224 pekerja kemanusiaan telah terbunuh di Jalur Gaza sejak konflik meningkat pada 7 Oktober 2023.