Kremlin Desak De-eskalasi Iran-Israel dan Jalin Komunikasi dengan Kedua Negara
Dmitry Peskov. (Wikimedia Commons/Пресс-служба Президента России)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia menjaga komunikasi dengan Iran dan Israel, berdialog dengan kedua negara dan mendesak perlunya de-eskalasi di Timur Tengah, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di kawasan dan kami menyerukan semua negara di kawasan untuk menahan diri. Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun," kata Peskov kepada wartawan, melansir The Times of Israel 17 April.

Peskov mengatakan Rusia terus menjalin kontak dekat dengan Iran dan juga menjalin kontak konstruktif dengan Israel.

"Anda tahu bahwa Rusia memelihara kontak dekat, kami memiliki kontak kerja yang sangat konstruktif dengan Teheran. Kami juga melakukan kontak dengan Israel. Kontak ini juga konstruktif," katanya, dikutip dari TASS.

Ketika ditanya apakah Teheran sudah memperingatkan Rusia sebelumnya mengenai serangan terhadap Israel, Peskov mengatakan dia tidak bisa berkata apa-apa mengenai masalah ini.

Dalam kesempatan itu, Peskov menyebutkan percakapan telepon baru-baru ini antara Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan timpalannya dari Iran Hossein Amir-Abdollahian.

"Presiden (Rusia) (Vladimir Putin) juga melakukan percakapan telepon dengan Presiden Iran (Ebrahim Raisi) kemarin," ungkapnya.

Selain itu, Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev mengadakan panggilan telepon dengan timpalannya dari Israel Tzachi Hanegbi, tambah juru bicara Kremlin.

Diketahui, tujuh pejabat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas dalam serangan udara terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, termasuk dua jenderal senior, pada 1 April lalu. Israel yang disebut berada di balik serangan itu, tidak membenarkan atau membantahnya.

Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan udara yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal Sabtu lalu, menyebabkan kerusakan ringan di Israel dan melukai seorang gadis berusia 7 tahun. Sebagian besar serangan Iran berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel dan dengan bantuan dari AS, Inggris, Prancis, serta pertahanan udara Yordania yang menegaskan akan menembak jatuh rudal hingga drone yang ditembakkan siapa pun dan melintasi wilayah udaranya.