NATO Pahami Kebutuhan Tambahan Pertahanan Udara untuk Ukraina, Tapi Tidak Memberikan Janji Konkret
Sekjen NATO Jens Stoltenberg bersama para menteri luar negeri negara anggota. (Twitter/@jensstoltenberg)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Hari Kamis sepakat untuk menjelajahi gudang senjata mereka, untuk mencari lebih banyak sistem pertahanan udara guna melindungi Ukraina dari serangan rudal balistik Rusia, saat aliansi tersebut menandai ulang tahun ke-75.

"Sekutu memahami urgensinya," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba bertemu dengan rekan-rekan NATO dan meminta tambahan sistem pertahanan udara baru, terutama rudal Patriot buatan Amerika Serikat, melansir Reuters 5 April.

"Sekutu sekarang akan kembali dan melihat inventaris mereka, mencari cara untuk menyediakan lebih banyak sistem, khususnya Patriot, tetapi juga tentu saja memastikan bahwa sistem yang sudah ada memiliki amunisi dan juga suku cadang (mereka membutuhkannya)," lanjutny pada konferensi pers.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, lebih banyak dukungan untuk Ukraina sangat penting karena negara-negara seperti Tiongkok, Korea Utara dan Iran mendukung upaya Rusia untuk membangun basis industri pertahanannya.

"Saya percaya berdasarkan apa yang saya dengar hari ini bahwa semua orang, termasuk Amerika Serikat, akan mengambil langkah mundur, dan jika perlu melipatgandakannya, dalam menemukan sumber daya yang terus dibutuhkan Ukraina," ujar Menlu Blinken, mengutip kebutuhan untuk pertahanan udara, serta untuk artileri dan amunisi.

Kendati demikian, tidak ada pejabat yang menyebutkan janji atau target bantuan secara spesifik.

Sebelumnya, Menlu Kuleba mengatakan kepada wartawan: "Saya tidak ingin merusak pesta ulang tahun NATO, tetapi saya merasa terdorong untuk menyampaikan pesan yang sangat serius atas nama Ukraina tentang keadaan serangan udara Rusia di negara saya."

Kamis malam, serangan pesawat tak berawak Rusia menghantam bangunan tempat tinggal di Kota Kharkiv, Ukraina, dan fasilitas energi di wilayah tersebut, menewaskan beberapa orang dan memutus aliran listrik bagi 350.000 penduduk, kata para pejabat Ukraina.

"Pertempuran terbesar NATO masih akan terjadi di masa depan, dan kita harus siap menghadapinya," kata Menteri Luar Negeri Lituania Gabrielius Landsbergis kepada wartawan.

Sebelumnya, para menteri NATO sepakat untuk mulai merencanakan peran yang lebih besar dalam mengoordinasikan bantuan militer ke Ukraina untuk membantunya melawan Rusia pada Hari Rabu.

"Ini adalah diskusi berkelanjutan yang akan kita lakukan dalam beberapa minggu ke depan, dan saya membayangkan Anda akan melihat sesuatu di KTT ketika kita bertemu di Washington pada Bulan Juli," kata Menlu Blinken.

Namun masih belum jelas apakah dana lima tahun sebesar 100 miliar euro yang diusulkan oleh Stoltenberg akan diterima oleh anggota NATO, yang mengambil keputusan berdasarkan konsensus. Hongaria telah memberi isyarat kepada pihak oposisi dan anggota lainnya, memperingatkan agar tidak menduplikasi upaya bantuan bilateral dan Uni Eropa untuk Ukraina.