Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengatakan ada pihak yang kerap membocorkan informasi operasi tangkap tangan (OTT) di internal lembaganya. Tapi, tindak lanjutnya sulit dilakukan sehingga tak pernah terungkap oknumnya.

Hal ini disampaikan Alexander dalam diskusi publik bertajuk ‘Pemberantasan Korupsi: Refleksi dan Harapan’. Katanya, banyak nomor yang sudah disadap untuk memantau transaksi tapi operasi senyap urung dilakukan karena bocor.

“Saya sampaikan tadi dari OTT tidak kurang, loh, nomor handphone yang kita sadap itu. Tapi, kebocoran ada. Nah, ini kan menjadi persoalan dan sampai sekarang kebocoran informasi itu tidak pernah terungkap di KPK,” kata Alexander di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa, 2 April.

“Sulit itu dilakukan, siapa sih yang bocorkan, nah, itu sampai sekarang (belum terungkap, red),” sambung pimpinan berlatar hakim itu.

Alexander menyebut kebocoran ini sudah jadi masalah sejak dirinya menjabat di periode pertama, bersama Agus Rahardjo sebagai Ketua KPK kala itu. Berbagai upaya untuk mengatasinya sebenarnya sudah dilakukan tapi belum membuahkan hasil.

“Sampai sekarang itu juga belum teratasi dengan baik siapa yang membocorkan kalau kita akan melakukan OTT dan lain sebagainya,” tegasnya.

 

 

Meski begitu, Alexander menegaskan masalah kebocoran informasi ini tak didiamkan begitu saja. Evaluasi sudah dilakukan meski belum ada titik terangnya. 

Adapun evaluasi ini dilakukan agar kinerja lembaganya bisa maksimal, terutama saat menggelar OTT.

“Tentu itu menjadi evaluasi buat kami untuk memperbaiki dan bagaimana manajemen penanganan perkara karena ini menjadi perhatian masyarakat,” ujarnya.

“Dan kinerja KPK sepertinya masyarakat melihat dari situ, dari penindakan,” pungkas Alexander.