Bagikan:

JAKARTA - Kepala perusahaan jaringan listrik nasional Ukraina Ukrenergo Volodymyr Kudrytskyi mengatakan pada Hari Senin, serangan Rusia baru-baru ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada sistem tenaga listrik negara itu, namun kemungkinan besar tidak akan terjadi kehancuran total.

Sejak 22 Maret, pasukan Rusia hampir setiap hari menyerang pembangkit listrik tenaga panas dan air Ukraina serta jaringan utama, yang menyebabkan pemadaman listrik di banyak wilayah di negara tersebut.

"Tujuan mereka (Rusia) adalah menyebabkan pemadaman listrik di beberapa kota besar Ukraina, dan tujuan kami adalah mencegahnya," kata Kudrytskyi kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dikutip 2 April.

Sementara itu, perusahaan energi swasta terbesar di wilayah tersebut, DTEK, mengatakan serangan tersebut merusak lima dari enam pembangkit listriknya, sehingga kehilangan 80 persen kapasitasnya.

DTEK, yang memasok sekitar seperempat kebutuhan negara, telah menyaksikan pembangkit listrik tenaga panas dan fasilitas lainnya berulang kali terkena serangan rudal, drone dan artileri Rusia dalam lebih dari dua tahun perang.

Serangan rudal tersebut juga telah merusak secara signifikan pembangkit listrik tenaga air terbesar Ukraina di Zaporizhzhia, serta stasiun Kaniv dan Dnister.

Diketahui, sebagian besar listrik Ukraina dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, pembangkit listrik tenaga panas dan air adalah kunci untuk menyeimbangkan sistem selama puncak konsumsi.

"Kekhawatiran terbesar saat ini adalah kondisi produksi listrik, bagian yang menyeimbangkan sistem, pembangkit listrik tenaga air dan panas. Skala kerusakan yang dimaksud DTEK jelas merupakan tingkat kerusakan global (skala besar)," kata Kudrytskyi.

Kendati demikian, dia mengatakan sistem energi negaranya tidak akan kolaps.

"Kita pastinya tidak selangkah lagi menuju keruntuhan. Keruntuhan adalah matinya sebagian besar atau seluruh sistem ketenagalistrikan secara tidak terkendali. Ini belum terjadi dan tidak akan terjadi, skenario ini kami anggap tidak mungkin terjadi," terangnya.

Kudrytskyi menambahkan, Ukraina mungkin mengalami "masalah lokal" di wilayah tertentu, seperti di Kota Kharkiv di timur negara itu atau di Odesa di selatan.

Sistem energi Uni Soviet, dan kemudian Ukraina, secara tradisional didasarkan pada pembangkit listrik berukuran besar. Namun, fasilitas seperti itu sangat sulit dilindungi dari serangan rudal.

"Pertama-tama, kita perlu memikirkan bauran pembangkit kita dan kita perlu memikirkan cara melindungi aset pembangkit kita dari serangan (udara),” kata Kudrytskyi.

Hal ini hanya mungkin terjadi jika Ukraina membangun ratusan pembangkit listrik kecil di seluruh negeri.

"Proses ini perlu segera dimulai," tandasnya.