Varian Baru COVID-19 Masuk Indonesia, DKI Minta Wejangan Para Ahli
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Diah Ayu Wardani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Varian baru COVID-19 yang bermutasi atau dikenal sebagai "VUI-202012/01" atau B117 sudah masuk ke Indonesia, bertepatan dengan setahun pandemi virus corona. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihaknya akan memanggil para ahli virus dan epidemiolog dalam menghadapi ancaman penularan mutasi virus ini.

"Varian baru virus yang datang di lingkungan kita harus kita hadapi dengan bijak. Kita akan koordinasikan dulu, kita dengarkan dulu masukkan para ahli, para pakar epidemiologi," kata Riza pada Selasa, 2 Maret.

Kata Riza, DKI juga akan mengikuti arahan pemerintah pusat, dalam hal ini Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dalam menghadapi warian baru COVID-19 yang berasal dari Inggris tersebut.

"Sekarang ini semua kebijakan harus bersama-sama. Kami patuh, taat pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat. Kami laksanakan sebaik mungkin," ucap dia.

Sementara ini, Riza mengaku belum ada upaya pengetatan kegiatan masyarakat selain penerapan PPKM mikro dalam menghadapi COVID-19 jenis B117. Untuk itu, politikus Gerindra ini meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Antisipasi yang paling penting bagi kita adalah  melaksanakan protokol kesehatan. Apakah akan ada pengendalian lebih ketat? Nanti kita akan lihat. Kita akan koordinasikan dulu," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi hari ini ditemukan kasus varian baru COVID-19 di Indonesia. Varian baru COVID-19 yang bermutasi itu diberi nama "VUI-202012/01" atau B117.

"Kalau satu tahun lalu kita menemukan kasus 01 dan kasus 02 COVID-19, tadi malam saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B117 di Indonesia. Ini baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante dalam tayangan Youtube Kemenristek/BRIN.

Dia menuturkan, munculnya strain virus corona baru yang sudah masuk ke Indonesia mengartikan tantangan pandemi semakin berat. 

Tantangan baru yang dihadapi, kata Dante adalah upaya mengembangkan proses-proses riset yang semakin cepat, model-model penanganan yang lebih baik, dan studi epidemiologis secara analitik.

"Proses mutasi ini sudah ada di sekitar kita. Mudah-mudahan kolaborasi yang kita kerjakan dari masyarakat, Kementerian Kesehatan dan Kemenristek /BRIN itu akan membuat hal positif yang akan membuat kita keluar dari pandem ini, masuk di dalam satu lingkup endemik, dan kalau kita mungkin kita akan memasuki eradikasi," jelas dia.