JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan pada Hari Selasa, harapan tetap ada meski kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Gaza belum tercapai.
Meskipun ada pembicaraan selama berminggu-minggu yang melibatkan mediator Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, Bulan Suci Ramadan dimulai pada Hari Senin tanpa dimulainya gencatan senjata dan pertukaran sandera yang banyak diupayakan.
"Kami belum mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza namun tetap ada harapan," kata Ansari pada konferensi pers di Doha, seraya menambahkan perundingan sedang berlangsung, dikutip dari The Times of Israel 12 Maret.
"Kami tidak melihat kedua belah pihak sepakat dalam membahas bahasa yang dapat menyelesaikan perselisihan saat ini mengenai implementasi kesepakatan," lanjutnya.
Lebih jauh dia mengatakan, semua pihak "terus berupaya dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan yang diharapkan dapat tercapai pada Bulan Ramadan."
Namun dia menambahkan, dia tidak dapat "menawarkan batas waktu apa pun" mengenai kesepakatan tersebut, menjelaskan situasinya masih "sangat rumit di lapangan."
Ansari juga mengatakan, Qatar berupaya mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza, bukan gencatan senjata jangka pendek yang hanya berlangsung beberapa hari.
Terpisah, pejabat Hamas Mohammad Nazzal mengatakan, meskipun perundingan mengenai kemungkinan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata sementara menemui jalan buntu, mediator masih berupaya untuk mencapai kesepakatan.
"Negosiasi belum berhenti. Hal ini menemui jalan buntu dalam beberapa hari terakhir, namun Qatar dan Mesir bekerja keras untuk melanjutkannya," katanya kepada Al Jazeera, menurut lembaga penyiaran publik Kan.
BACA JUGA:
"Hamas menanggapi para mediator dan mencoba untuk bekerja sama secara positif, namun (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu adalah batu sandungan bagi pemahaman apa pun. Negosiasi tidak akan berhenti sampai Netanyahu memenuhi persyaratan Hamas," terang Nazzal, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Israel sendiri mengatakan gencatan senjata apa pun harus bersifat sementara, dengan tujuan untuk menghancurkan Hamas dan mengembalikan semua sandera.
Diketahui, Qatar membantu merundingkan gencatan senjata selama seminggu pada Bulan November tahun lalu, di mana sekitar 105 sandera berhasil dibebaskan, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dengan imbalan tiga kali lebih banyak tahanan keamanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, diikuti dengan peningkatan bantuan kemanusiaan selama gencatan senjata.