Bagikan:

JAKARTA - Hamas mengatakan putaran baru perundingan tidak langsung mengenai gencatan senjata Gaza dilanjutkan di Doha, Qatar, menekankan keseriusan kelompok itu dalam upaya mencapai kesepakatan sesegera mungkin.

Pejabat senior Hamas Basem Naim mengatakan pembicaraan baru akan fokus pada persetujuan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel, dilansir Reuters, Sabtu, 4 Januari.

Basem mengatakan pembersihan etnis yang dilakukan Israel akan menjadi prioritas utama dalam agenda negosiasi.

Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza hingga kini belum berhasil karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk menghentikan perang.

Israel saat ini menahan lebih dari 10.300 tahanan Palestina, sementara Hamas disebut-sebut menahan sekitar 100 warga Israel di Gaza.

Kelompok ini juga menyatakan bahwa puluhan sandera telah tewas akibat serangan udara Israel yang membabi buta.

Sementara itu, Gedung Putih  menyatakan keputusan Israel untuk mengutus delegasi ke Doha, Qatar, guna membahas potensi gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung, adalah sesuatu yang "menggembirakan."

"Kami kira ini adalah langkah yang baik, dan tentu saja tidak mengurangi harapan kami bahwa kesepakatan dapat tercapai. Kami percaya bahwa kesepakatan baru ini sangat mendesak dan mungkin tercapai, dan sekali lagi, kami menyambut keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.

"Presiden telah menegaskan bahwa tim keamanan nasionalnya akan terus terlibat hingga akhir, dan kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk melihat apakah kami dapat menengahi kesepakatan gencatan senjata baru yang akan memulangkan para sandera," katanya.

"Jadi, saya belum memiliki kabar terbaru atau pengumuman tentang partisipasi secara langsung, tetapi saya dapat mengatakan bahwa kami pasti akan tetap fokus pada hal ini," ujarnya.

"Dan sekali lagi, kami menyambut baik keputusan Israel untuk mengirim tim lain ke Doha. Kami melihat ini sebagai langkah yang menggembirakan," sambung Kirby.