Prabowo Keluhkan Ongkos Demokrasi Mahal, Hasto PDIP: Kita Buat Murah Lewat Proporsional Tertutup
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto/FOTO: Wardhany Tsa Tsia-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut ongkos politik di Indonesia bisa murah jika menerapkan proporsional tertutup. Sistem ini nantinya membuat pemilih hanya memilih partai politik tanpa nama calon legislatif.

Hal ini disampaikan Hasto menanggapi pernyataan capres nomor urut dua, Prabowo Subianto yang mengeluhkan mahalnya biaya demokrasi di Tanah Air.

“Ya, nanti kita buat murah misalnya dengan sistem proporsional tertutup. Itu murah,” kata Hasto kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Maret.

Hasto menerangkan sistem proporsional terbatas lebih ringkas untuk dilakukan dibanding yang sekarang diterapkan. “Mengapa menjadi mahal karena kejadian pada tahun 2009, ketika liberalisasi politik itu dilakukan tanpa nomor urut,” tegasnya.

Prabowo Subianto sempat menyinggung mahalnya biaya politik di Tanah Air. Ia membandingkan ongkos yang harus dikeluarkan caleg di Indonesia dengan negara lain, seperti Eropa.

 

Di Inggris, kata Prabowo, seorang caleg hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp12 juta atau 500 poundsterling. “Kalian tahu kan berapa di Indonesia habisnya (untuk mencalonkan diri di DPR, red),” ujarnya ketika berorasi politik di hadapan Aliansi Advokat Indonesia Bersatu (AAIB) di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Maret.

Menteri Pertahanan (Menhan) ini kemudian berjanji jika terpilih dan dilantik bakal kembali merancang sistem politik di Indonesia. Apalagi, saat ini terjadi ketidaksesuaian dengan UUD 1945.

“Saya butuh ahli-ahli hukum untuk membantu merancang kembali sistem politik kita. Kita harus cari sistem politik yang memungkinkan kader-kader terbaik muncul tanpa biaya yang terlalu banyak,” pungkas Prabowo.