Bagikan:

JAKARTA – Insiden penusukan seorang pengunjung di Kafe Makmur Bahagia, Kemang, Jakarta Selatan cukup mengejutkan. Korban bernama Ahmad Mardianto (26) tewas di tangan SS, sekuriti kafe setempat. Padahal, tugas SS semestinya menjaga, mengamankan dan mengantisipasi adanya keributan. Lalu, apa alasan dia menusuk Ahmad hingga akhirnya tewas?

SS, pada saat malam kejadian, Rabu 6 Maret, sedang melaksanakan tugasnya menjadi seorang petugas keamanan kafe. Tak disangka, malam itu terjadi keributan.

Sayangnya, Kapolsek Mampang Kompol David Kanitero tidak menjelaskan kenapa Ahmad memecahkan botol minuman. Suasana menjadi tegang. Ahmad digiring keluar kafe, dan saat itu pun keributan tak terhindarkan.

Sebagaimana terlihat dalam video yang beredar, Ahmad dikeroyok oleh sejumlah orang. Salah satunya adalah SS, si petugas keamanan.

Kompol David mengungkapkan, SS menggunakan pisau dan menusuknya agar Ahmad dapat dilumpuhkan.

“Korban selalu melawan dan berusaha untuk memukul para sekuriti tersebut,” ujar David kepada wartawan, Jumat, 8 Maret.

Ahmad segera dibawa ke rumah sakit atas luka serius di sejumlah tubuhnya. Namun sayang, beberapa saat kemudian nyawa Ahmad tak tertolong. Pria itu tewas usai tubuhnya tertancap pisau.

Empat pelaku termasuk SS, telah ditetapkan sebagai tersangka. Kepolisian masih memburu satu orang pelaku yang terlibat aksi pemukulan tersebut.

Pisau Dibuang di Taman Kemang 

Kompol David Kanitero juga menjelaskan, SS membuang pisau yang digunakan untuk menusuk Ahmad ke ke sebuah taman yang tak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP).

“Dia (pelaku) merasa bersalah lalu dia membuang pisau tersebut untuk menghilangkan bukti di daerah Taman Kemang,” ungkap David.

Meski demikian, pisau yang dibuang SS akhirnya dapat ditemukan dan dijadikan barang bukti. Sedangkan SS, menyerahkan diri ke kantor polisi setelah pihak kepolisian melakukan pencarian dan memeriksa pihak keluarga SS.

"Kami melakukan pemeriksaan dan melakukan pengembangan terhadap alat bukti satu bilah pisau di daerah Taman Kemang. Akhirnya kita dapatkan pisau tersebut," lanjut Kapolsek.

"Kita bertemu dengan keluarganya (SS). Kita beri imbauan dan ultimatum agar yang bersangkutan mau menyerahkan diri," pungkas David.

Tak lama setelahnya, SS menyerahkan diri ke Polsek Mampang Prapatan dengan diantar oleh keluarganya.

"Tidak lama setelah itu, pada hari Kamis, 7 Maret 2024 pukul 16.00, tersangka SS diserahkan keluarganya ke Polsek Mampang," ujar Kapolsek.

"Tersangka SS menyerahkan diri atas keinginan sendiri karena mengakui perbuatannya salah dan atas dorongan pihak keluarga yang telah kami dari pihak polsek menghimbau dan mengultimatum tersangka SS menyerahkan diri," sambunganya.