Bagikan:

JAKARTA - Seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), Ni Made Puspita Dewi tak kuat menahan pilu saat mengetahu namanya sempat dicoret dari daftar penerima bantuan sosial biaya pendidikan tersebut.

Bagaimana tidak, Dewi kini hanya tinggal bersama neneknya lantaran kedua orang tuanya telah meninggal dunia hanya mengandalkan bantuan KJMU senilai Rp9 juta per semester demi bisa meneruskan pendidikan bangku kuliah.

Namun, Dewi yang kini duduk di semester 6 kampusnya menjadi salah satu dari ribuan nama mahasiswa yang dihapus dalam penerima KJMU tahap 1 tahun 2024. Padahal, ia telah terdaftar sebagai penerima KJMU sejak semester 2.

"Ini pertama kali saya kena dampak (dicoret dari penerima KJMU). Biasanya saya dapat terus, karena saya kan yatim piatu. KK gabung sama nenek saya, penerima bansos Kartu Lansia Jakarta yang juga enggak mampu," kata Dewi ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 7 Maret.

Dewi bercerita, ia dan puluhan mahasiswa sempat mendatangi kantor Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta untuk meminta kejelasan soal kekacauan data penerim KJMU pada Rabu, 6 Maret kemarin.

Banyak orang tua mahasiswa yang mempertanyakan mengapa anaknya tercatat berada pada pemeringkatan kesejahteraan (desil) golongan keluarga mampu di sistem KJMU. Namun, tak ada jawaban yang mereka dapat saat itu.

"Saya kemarin ke P4OP, banyak banget yang desil-nya enggak sesuai kenyataan. Terus orang tua pada nangis-nangis. Saya ke sana sendiri enggak ada orang tua, ngeluh sendiri, nangis sendiri," ungkap Dewi.

"Bapak saya, sebelum menemani saya wisuda, sudah meninggalkan saya duluan. Jika sampai putus kuliah, saya ngerasa bersalah banget ke bapak saya," lanjutnya.

Namun, hari ini Dewi sudah bisa bernapas lega. Ia dan beberapa mahasiswa pengurus penerima KJMU diundang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membahas masalah tersebut.

Kepada para mahasiswa, yang namanya sempat dicoret dari daftar penerima, Heru meminta mereka untuk tidak lagi mengkhawatirkan masalah tersebut karena Pemprov DKI telah mengambil langkah-langkah sebagai solusinya.

Heru mengaku ada kesalahan sistem penentuan penerima KJMU sehingga menghapus ribuan mahasiswa dari daftar penerima. Heru pun menjamin pihaknya telah kembali memasukkan nama-nama mahasiswa yang sebelumnya dicoret dan berjanji memperbaiki sistem pendataan penerima KJMU.

"Adanya (pertemuan) ini saya bisa puas dan lega, bisa ngomong sama Pak Heru tentang keluhan saya. Intinya yang sudah dapat (KJMU) bisa lanjut terus dan desil-desilan ini bakal di-crosscheck benar-benar," imbuhnya.