Warga Jakarta Diminta Waspada Cuaca Ekstrem-Banjir Hingga 8 Maret
Ilustrasi- Banjir di Rawa Terate, Jakarta Timur/dok BPBD DKI)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta masyarakat Jakarta mewaspadai cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat mengakibatkan banjir pada sepekan ke depan.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyebut, potensi cuaca ekstrem ini merujuk pada analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Hasil analisis terkini mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/angin kencang pada 01-08 Maret 2024 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya," kata Isnawa dalam keterangannya, Jumat, 1 Maret.

Dalam analisis BMKG, potensi cuaca ekstrem di Jakarta dipicu oleh aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) yang saat ini memasuki fase 3 (Samudra Hindia bagian timur).

Hal ini diprediksi akan memasuki wilayah Indonesia dimulai dari bagian barat dan bergerak ke timur, aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial di sebagian wilayah Indonesia, serta terbentuknya pola perlambatan, pertemuan, dan belokan angin yang terbentuk di sebagian wilayah Indonesia.

"Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem. Informasi banjir terkini dapat dipantau melalui situs https://pantaubanjir.jakarta.go.id/peta-banjir-berbasiskan-rt," urai Isnawa.

Kemarin, sebagian wilayah di Jakarta dilanda hujan lebat sejak dini hari pada 29 Februari lalu. Hal ini mengakibatkan 38 ruas jalan terendam banjir. Titik terparah banjir berada di Kelurahan Rawa Terate dengan ketinggian air yang sempat mencapai 1,2 meter.

Isnawa menguraikan, curah hujan di sejumlah wilayah saat itu berada di atas rata-rata, bahkan masuk dalam kategori ekstrem. Curah hujan tertinggi hari ini berada di wilayah Kelapa Gading.

"Di Kelapa Gading, berdasarkan data BMKG, itu curah hujannya 157 mm/hari. Ada lima kategori. Kalau ringan itu 0,5-20 mm, 20-50 sedang, 50-100 lebat, 100-150 sangat lebat, di atas 150 itu ekstrem. Di Kelapa Gading termasuk sangat ekstrem," kata Isnawa kepada wartawan, Rabu, 29 Februari.

Bahkan, menurut Isnawa, hujan masih turun sejak siang tadi di beberapa wilayah. Hal ini juga mengakibatkan proses surutnya genangan menjadi lebih lama.

Isnawa menuturkan, mayoritas wilayah yang terdampak hujan ekstrem berada di Jakarta Utara, serta sebagian Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat.