Bagikan:

PONTIANAK - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkayang Dwi Bertha meminta masyarakat di daerah itu waspada terjadi bencana longsor dan banjir mengingat saat ini intensitas hujan yang tinggi.  

"Pada Minggu kemarin telah terjadi longsor yang mengakibatkan akses Jalan Bengkayang-Singkawang sempat lumpuh akibat tertimbun reruntuhan longsor. Dengan kejadian yang ada kita imbau masyarakat terus waspada," ujarnya saat dihubungi dikutip ANTARA, Selasa, 6 Februari.

Dengan kejadian yang ada ia terus mengingatkan masyarakat setempat ataupun pengendara yang hendak melintas di jalur tersebut untuk ekstra waspada dan tetap berhati-hati ketika melewati area yang rawan terjadi tanah longsor terutama di daerah-daerah perbukitan.

"Terlebih melihat kondisi cuaca buruk beberapa hari ke belakang. Jadi saya minta apabila tidak ada keperluan yang mendesak, agar tetap di kediaman masing-masing untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," papar dia.

Cuaca ekstrem sepekan terakhir mengakibatkan beberapa tempat dilanda banjir, dan juga tanah longsor, seperti di beberapa kecamatan di perbatasan yakni Kecamatan Ledo, Sanggau Ledo, Seluas, Siding, dan Jagoi Babang bahwa di wilayah kota. Ratusan rumah warga terendam banjir. Jalan negara penghubung antarkecamatan pun ikut terendam.

Merespons bencana tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bengkayang menetapkan status tanggap darurat di wilayah Kabupaten Bengkayang, pada 28 Februari lalu. Warga diminta untuk waspada, terutama yang bermukim di sekitaran sungai dan dataran rawan banjir.

Pemda Bengkayang mengeluarkan SK Bupati Bengkayang tentang Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir, Angin Puting Beliung, dan Tanah Longsor di Wilayah Kabupaten Bengkayang Tahun Anggaran 2023 dengar Nomor : 181/BPBD/TAHUN 2023.

Surat Keputusan Bupati Bengkayang ini dikeluarkan karena menimbang beberapa hal, seperti perkiraan cuaca dari BMKG wilayah Bengkayang mengalami musim penghujan dengan curah hujan rendah, sedang disertai angin kencang badai petir.

Sehingga dapat mengakibatkan genangan air, pohon tumbang dan tanah longsor. Akibat dari cuaca ekstrem tersebut juga sampai merusak infrastruktur dan menimbulkan korban sehingga perlu penanganan cepat, tepat dan terpadu.

Status tanggap darurat bencana ini diberlakukan selama 14 hari terhitung mulai tanggal 28 Februari sampai dengan 13 Maret 2023.